REPUBLIKA.CO.ID, Orang-orang yang terbiasa menyantap junk food seringkali merasa kesulitan untuk terlepas dari godaan makanan tersebut. Hal ini ternyata berkaitan dengan cara otak mengingat makanan.
Berdasarkan studi terbaru dalam jurnal Scientific Reports, peneliti mengungkapkan bahwa nenek moyang manusia di masa lalu tidak pernah tahu kapan mereka bisa makan. Oleh karena itu, mereka cenderung menyantap banyak makanan tinggi kalori ketika ada kesempatan.
Kondisi ini membuat otak memiliki semacam "drop pin" mental yang memabntu otak untuk menyimpan ingatan mengenai makanan-makanan seperti ini dengan lebih efisien. Bagi nenek moyang di masa lalu, kemampuan ini dapat menguntungkan. Akan tetapi, hal yang sama tidak berlaku di masa sekarang.
Kecenderungan ini membuat orang-orang di masa sekarang lebih mudah mengingat makanan-makanan yang tidak sehat dibandingkan makanan sehat. Hal ini dikarenakan makanan-makanan yang tidak sehat cenderung memiliki kandungan kalori yang lebih besar.
Hal ini diketahui setelah tim peneliti melakuakn studi yang melibatkan 512 partisipan. Dalam studi ini, tim peneliti mengetes memori spasial para partisipan.
Para partisipan ditempatkan pada sebuah maze seputar ragam makanan sehat dan junk food. Beberapa item makanan yang digunakan adalah brownies cokelat dan keripik kentang untuk junk food dan apel serta tomat untuk makanan sehat.
Para partisipan harus mencari 16 item dari makanan-makanan ini. Akan tetapi, setengah dari item makanan hanya bisa dicari dengan cara dicium. Pada tahap ini, memori spasial para partisipan akan diuji tanpa mereka sadari.
Partisipan dapat mengingat lokasi keberadaan junk food lebih baik 28 persen dibandingkan makanan sehat. Hal ini menunjukkan bahwa proses spasial di dalam otak tampak lebih condong pada makanan-makanan junk food yang tinggi kalori.
Saat ini, studi mengenai memori spasial terhadap makanan tinggi kalori dan dampaknya pada perilaku di era moderen masih terbatas. Namun berdasarkan bukti yang ada, otak manusia tampak lebih fokus pada junk food. Tak heran bila ada semakin banyak orang yang ketagihan dengan junk food.
Hal ini juga dapat memberi penjelasan mengapa orang-orang cenderung sulit untuk membuat perubahan drastis, dari yang terbiasa menyantap junk food ke pola makan yang lebih sehat.
"Bias kognitif ini dapat memfasilitasi pemilihan makanan tinggi kalori," pungkas tim peneliti, seperti dilansir Health24.