Kamis 29 Oct 2020 15:00 WIB

Indonesia Mulai Kebanjiran Proyek Animasi dari Hollywood

Amikom telah menjadil kerja sama dengan Hollywood untuk membuat film animasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Aktris Mikhaela Lee Jowono berpose saat menghadiri acara Gala Premier film Animasi Riki Rhino di Jakarta. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Aktris Mikhaela Lee Jowono berpose saat menghadiri acara Gala Premier film Animasi Riki Rhino di Jakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat ini, sudah masuk era distruption dimana ada istilah software eating the world. Di tambah lagi, dengan adanya pandemi Covid 19, semua dipaksa untuk mengenal teknologi. 

Sementara teknologi sendiri, harus dikaji dan dimanfaatkan. Salah satunya, untuk memproduksi animasi.

Hal tersebut, diungkapkan Rektor Universitas Amikom Yogyakarta Mohammad Suyanto saat menjadi salah satu pembicara di Seminar nasional pendidikan technopreneurahip dan pendidikan karakter di masa pandemi Rangkaian Festival Pendidikan Direktorat Pendidikan Daarut Tauhid 2020 secara daring, Kamis (29/10).

Menurut Suyanto, Amikom telah menjadil kerja sama dengan Hollywood untuk membuat Film animasi. Bahkan, tak hanya satu film saja sudah ada beberpa proyek dari Hollywood. Sehingga, pihaknya membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM).

"Pendidikan vokasi harusnya ada jurusan animasi. Di skill nya kita siapkan agar bisa langsung siap bekerja. Kami nanti membutuhkan banyak anak SMK untuk animasi ini," katanya.

Suyatno mengatakan, Film animasi sekarang peluangnya besar sekali. Karena, tak semua orang bisa membuat film animasi.

"Alhmadulillah orang Hollywood milih kita. Nantinya, dengan memanfaatka teknolgi maka kita jadi technopreneurship," katanya.

Menurutnya, untuk film animasi tersebut ia menulis naskah cerita lokal, tapi mendunia. "Saya yang nulis nasakahnya holliwood yang memasarkan. Untuk SDM kan ada aliansi pendidikan vokasi kita harus bantu mepekerjakan lulusa  SMK. Kita harus mencari uang dari Hollywood dan Newyork," paparnya.

Sementara menurut pembicara lainnya, Menteri BUMN Erick Thohir yang mengangkat tema 'Menjadi Technopreneur Muda melalui Pendidikan Vokasi," zaman ini sudah berubah. Dulu, 10 hingga 20 tahun lalu seorang anak kalau ditanya cita-citanya pasti ingin menjadi dokter, insiyur, dan pilot. 

"Kalau sekarang lain, anak-anak ditanya cita-cita jawabanya ingin jadi Youtuber, Influencer, ini tak terpikir di zaman saya," katanya.

Perkembangan zaman ke era digital, kata Erick, saat ini pun begitu cepat jadi harus siap menguasai teknologi. Karena, perceptan teknologi pub begitu cepat. 

"Tak boleh hanya jadi penonton dalam pengembangan teknologi. Sekarang bukan era santai," katanya.

Karena, kata dia, bangsa yang bisa cepat akan mengalahkan bangsa yang lambat. Bangsa yang cepat akan memenangkan persaiangan. 

"Kita sedang dikejar terus melajukan inovasi. Turut bergerak atau tergilas oleh zaman," katanya.

Dalam dunia bisnis juga, kata dia, terjadi. Calon techno preneur harus terus berinovasi dan belajar. "Harus terus berinovasi dalam mengambil keputusan. Selain itu harus ada kolaborasi agar mampu melewati keterbatasan sebagai individu," paparnya.

Menurut Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Jabar, Deden Saiful Hidayat, arus medsos tak bisa dibendung jadi kita harus terus memikirkan bagaimana menyiapkan generasi berakhlak kul karimah. Tentunya, dengan dibekali kompetesi kreativitas. 

"Itu yang dikembangkan dan karakter yang kuat jadi life skill. Kedepan dengan memiliki karakter baik dan literasi diharapkan menghadirkan peserta didik yang siap menghadapi berbagai persaingan global," paparnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement