Kamis 29 Oct 2020 17:33 WIB

Telkomsel Ajak Milenial Berbisnis Manfaatkan Dunia Digital

Pandemi Covid-19 membuat adaptasi digital semakin harus dilakukan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Website seminar (webinar) Digital Creative Millenials (DCM) 2020 bertajuk
Foto: Istimewa
Website seminar (webinar) Digital Creative Millenials (DCM) 2020 bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Telkomsel mengajak para milenial di Indonesia memulai bisnis dengan memanfaatkan dunia digital. Hal ini menjadi bahan obrolan seru dalam kegiatan website seminar (webinar) Digital Creative Millenials (DCM) 2020 bertajuk "Pentingnya Transformasi Digital untuk Strategi Bisnis Online", belum lama ini.

Webinar DCM 2020 dihadiri sejumlah pembicara ternama dari kalangan pengusaha, juga entertainer. Di antaranya, salah satu pionir industri clothing di Indonesia yang membangun brand Unkl347 Dendy Darman, dua sahabat pemilik brand Cotton Ink Carline Darjanto dan Ria Sarwono, juga penyiar radio dan Co-Owner Lawless Gofar Hilman.

Menurut VP Corporate Communication PT Telkomsel Deni Abidin, semangat acara DCM 2020 salah satunya dilatarbelakangi kondisi ekonomi negeri yang terimbas Covid-19. Deni mengharapkan, DCM 2020 dapat menstimulasi para pengusaha muda, khususnya yang baru merintis bisnisnya, agar semakin yakin dan memiliki komitmen meskipun dunia tengah diguncang pandemi.

Dunia usaha, kata dia, tak terkecuali di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ikut terimbas oleh Covid-19. Pandemi ini, memaksa semua sektor bertahan dengan cara beradaptasi. Di lini bisnis, cara beradaptasi di era ini yang dinilai efektif yakni bertransformasi ke ranah digital.

Telkomsel pun, kata dia, membuka ruang kolaborasi agar para pengusaha dapat memanfaatkan konsep transformasi digital. Selain lewat sejumlah program Telkomsel, dorongan itu distimulasikan dalam webinar yang mengundang para praktisi dunia usaha digital.

"Harapannya kita punya mimpi yang besar, kita bergandengan tangan, kita sama-sama wujudkan mimpi yang besar ini, karena tidak ada yang impossible kalau kita bersama-sama," katanya

Salah satu founder brand Unkl347, Dendy Darman mengatakan, pandemi Covid-19 membuat adaptasi digital semakin harus dilakukan. Dendy bercerita, sejak Unkl347 dirintis pada 1996, bisnis yang diawali kegemaran mendesain ini fokus berjualan pakaian clothing dengan sistem ritel offline. 

Sejak 2 tahun terakhir, Unkl347 mulai mencoba memanfaatkan platform digital guna memasarkan produknya. Namun sejak masa pandemi, cara berjualan dengan pola ini terbilang paling efektif.

"Sekarang semenjak pandemi, sudah lebih besar online, persentasinya (market) udah berubah karena memang culture berubah, orang tidak ketemu orang," katanya.

Sementara itu, jauh hari sebelum dunia usaha menjamur memanfaatkan platform digital, Cotton Ink, peritel busana asli Indonesia, memanfaatkan penjualan online sehingga bisnisnya kian besar sejak didirikan pada 2008. Adalah dua teman sebangku sekolah, Carline Darjanto dan Ria Sarwono, yang merintis Cotton Ink sehingga bisa seperti sekarang.

"Kita enggak punya uang banyak untuk memulai dari offline dan awalnya cuma berdua. Karena (online) ini lebih murah," kata Ria Sarwono.

Menurutnya pula, bisnis online jauh dapat menjangkau pelanggan. Ini yang membuat bisnis Cotton Ink terus berjalan. Seiring itu toko offline dapat dibuka hingga Cotton Ink mempunyai lima toko offline yang tersebar di sejumlah daerah Indonesia.

Acara ini diikuti kurang lebih 200 cretivepreneurs, UMKM, dan brand owners. Ke depan Telkomsel pun akan mengadakan workshop yang sangat bermanfaat. Terkait tanggal dan temanya, Telkomsel akan segera mengumumkannya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement