REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Tugas Layanan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar skrining kanker kolorektal harus dimulai pada usia 45 tahun, bukan 50. Pedoman baru ini dilakukan untuk mengurangi kematian akibat jenis kanker yang ditemukan pada usus besar (kolon) atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum).
"Kami berharap rekomendasi untuk menyaring orang berusia 45 hingga 74 tahun untuk kanker kolorektal ini akan mendorong lebih banyak skrining dan mengurangi risiko orang meninggal akibat penyakit tersebut," kata Ketua Gugus Tugas Dr. Alex Krist, profesor kedokteran keluarga dan kesehatan populasi di Virginia Commonwealth University.
The American Cancer Society merekomendasikan skrining awal sekitar dua tahun lalu berdasarkan simulasi komputer. Hanya saja, menurut ahli Gastroenterologi dan Profesor kedokteran di Mayo Clinic, John Kisiel, sebagian besar perusahaan asuransi kesehatan berbasis perusahaan dan Pusat Layanan Medicaid and Medicare ini tidak menanggung pemeriksaan sebelum usia 50 tahun untuk pasien tanpa gejala atau riwayat keluarga. Kisiel berharap hal itu dapat segera berubah.
"Mereka pada akhirnya harus mengubahnya, karena banyak pasien yang sangat tertarik untuk menjalani skrining. Saya berusia 46 tahun dan ingin menjalaninya," ujar Kisiel dilansir USA Today pada Kamis (29/10).
Kanker kolorektal diperkirakan menyebabkan lebih dari 50 ribu kematian pada 2020, termasuk 3.640 kematian pada di usia di bawah 50 tahun, menurut
The American Cancer Society.
"Sekitar 30 persen dari kanker kolorektal yang didiagnosis saat ini terjadi pada orang di bawah usia 55 tahun," kata Dr. Nilofer Azad, seorang profesor onkologi di Johns Hopkins Medicine.
Menurut Azad, banyak orang berusia 30 hingga 40 tahun menderita kanker kolorektal, namun sering kali mereka mengalami gejala yang tidak dianggap sebagai kanker. Rekomendasi yang diperbarui datang beberapa bulan setelah bintang Black Panther, Chadwick Boseman meninggal pada Agustus di usia 43 tahun. Ia meninggal setelah diketahui berjuang melawan kanker usus besar sejak diagnosis pada 2016.
"Ilmu pengetahuan baru tentang kanker kolorektal pada orang yang lebih muda telah memungkinkan kami untuk memperluas rekomendasi kami untuk menyaring semua orang dewasa mulai usia 45, terutama orang dewasa kulit hitam yang lebih mungkin meninggal karena penyakit ini," kata anggota Satgas Dr. Michael Barry, profesor kedokteran di Harvard Medical School dan dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
Satuan tugas merekomendasikan dua jenis tes untuk menyaring kanker kolorektal, tes visualisasi langsung dan tes berbasis tinja. Gejala kanker kolorektal termasuk perubahan gerakan usus, pendarahan rektal, darah pada tinja, dan sakit perut.
Beberapa kritikus, menurut Kisiel, mungkin mengatakan skrining pada usia dini tidak akan mencegah banyak kasus kanker, sehingga sumber daya harus difokuskan pada populasi yang lebih tua, di mana lebih banyak kanker dapat ditemukan dan kepatuhan skrining terus menjadi kurang optimal. Tapi, dia percaya dokter tidak harus membuat pilihan antara satu populasi atau lainnya. Dimungkinkan juga untuk memulai skrining pada usia lebih dini dan fokus pada pasien yang lebih tua pada waktu yang bersamaan.
"Kanker pada pasien di bawah usia 50 tahun adalah sesuatu yang kami lihat dalam praktik klinis kami setiap hari. Keputusan untuk memulai skrining pasien (lebih awal) adalah langkah ke arah yang benar," ujarnya.