Jumat 30 Oct 2020 11:36 WIB

Mutasi Genetik Corona Picu Gelombang Kedua Covid-19 di Eropa

Eropa kini sedang dilanda gelombang kedua Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Antrean untuk tes Covid-19 di bandara di Duesseldorf, Jerman, Senin, 27 Juli 2020. Jerman, Prancis, dan negara lainnya di Eropa tengah dilanda gelombang dua Covid-19.
Foto: AP/Martin Meissner
Antrean untuk tes Covid-19 di bandara di Duesseldorf, Jerman, Senin, 27 Juli 2020. Jerman, Prancis, dan negara lainnya di Eropa tengah dilanda gelombang dua Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti yang mempelajari tentang virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19  mengungkapkan hal terbaru yang diketahui mengenai mutasi genetik virus.  Studi yang dilakukan memperlihatkan bahwa mutasi genetik yang berasal dari pekerja pertanian di Spanyol mungkin telah berkontribusi pada gelombang kedua di Eropa.

Financial Times melaporkan para ilmuwan saat ini sedang bekerja untuk menentukan peran dari varian 20A.EU1 yang mungkin menyebabkan penularan atau kematian akibat Covid-19. Para ilmuwan tengah melihat kemungkinan efek mutasi pada protein lonjakan virus. Varian tersebut ditemukan dalam kasus-kasus di seluruh Eropa, termasuk lebih dari 80 persen di Spanyol.

Baca Juga

Dilansir Fox News pada Jumat, laporan menunjukkan bahwa studi terbaru yang dilakukan belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Emma Hodcroft, ahli genetika evolusioner di Universitas Basel, mengatakan tidak ada bukti mutasi meningkatkan penularan atau berdampak pada hasil klinis.

Gelombang baru aturan pembatasan seperti, lockdown (karantina wilayah) dan penutupan bisnis, telah diberlakukan di Prancis, Jerman, dan negara lainnya di Eropa seiring melonjaknya kasus Covid-19 di sana. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, benua itu saat ini berada dalam gelombang kedua, yang mengakibatkan perataan Natal dan tahun baru akan menjadi sangat berbeda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement