Monday, 27 Rabiul Awwal 1446 / 30 September 2024

Monday, 27 Rabiul Awwal 1446 / 30 September 2024

Gus Jazil Dikukuhkan Menjadi Anggota Kehormatan Pagar Nusa

Jumat 30 Oct 2020 20:17 WIB

Red: Hiru Muhammad

Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Kamis (29/10) menggelar acara ‘Gebyar Maulid dan Pembaitan Santri Baru Pencak Silat NU Pagar Nusa Lamongan 2020’

Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Kamis (29/10) menggelar acara ‘Gebyar Maulid dan Pembaitan Santri Baru Pencak Silat NU Pagar Nusa Lamongan 2020’

Foto: istimewa
Anggota Pagar Nusa diajak belajar sabar, tabah dan ruhul jihad dari Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN--Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Kamis (29/10) menggelar acara ‘Gebyar Maulid dan Pembaitan Santri Baru Pencak Silat NU Pagar Nusa Lamongan 2020’. Acara yang digelar di Gedung GOR Kemantren, Sport Center Paciran, Lamongan, itu dihadiri Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Ketua Pagar Nusa Lamongan Moch Mahfud, para pendekar dan ratusan pesilat, kiai, serta masyarakat luas. Dalam acara tersebut Jazilul Fawaid dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Pagar Nusa . “Saya merasa bahagia dikukuhkan menjadi anggota kehormatan Pagar Nusa Lamongan,” tuturnya.

Saat memberi sambutan dalam acara itu, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengajak anggota Pagar Nusa untuk belajar kesabaran, ketabahan, dan ruhul jihad dari Nabi. “Semua patut untuk belajar pada Beliau,” ujarnya di hadapan ratusan anggota Pagar Nusa dan masyarakat Lamongan.

Kepada wartawan, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengatakan semua umat Islam wajib menauladani Nabi secara utuh dan penuh. “Nabi merupakan junjungan kita, kepada Beliaulah kita mencontoh bagaimana bersikap, berpikir, dan berbuat,” ujarnya. Menurut Jazilul Fawaid, banyak sisi yang bisa ditauladani dari Nabi.

Dikatakan, Nabi merupakan sosok yang sabar dalam menjalani kehidupan. Dalam perjalanan hidupnya, sejak kecil ia sudah dirundung dengan kesedihan. Sebelum lahir, ayahnya sudah meninggal dunia. Begitu berumur 6 tahun, ibunya juga tiada. Kakeknya yang dicintai pun juga meninggalkan Nabi untuk selamanya ketika berumur 8 tahun. “Meski demikian Nabi tetap sabar dan tabah dalam menjalani masa-masa kecilnya,” tuturnya.