Sabtu 31 Oct 2020 22:47 WIB

Inovasi Teknologi Jadi Kunci AP II Hadapi Tantangan Covid-19

AP II manfaatkan teknologi agar aktivitas dan konektivitas penerbangan terjaga

Pemanfaatan teknologi di bandara PT Angkasa Pura II di tengah pandemi yang utama adalah untuk mendukung konsep Biosafety dan Biosecurity Management.
Foto: AP II
Pemanfaatan teknologi di bandara PT Angkasa Pura II di tengah pandemi yang utama adalah untuk mendukung konsep Biosafety dan Biosecurity Management.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Pandemi Covid-19 memberikan tantangan terberat sepanjang sejarah dunia penerbangan. Sebagai salah satu upaya menghadapi tantangan, PT Angkasa Pura II (Persero) memanfaatkan teknologi agar aktivitas dan konektivitas penerbangan tetap terjaga. 

Ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN proaktif beradaptasi digital dalam proses bisnis sehingga menciptakan efektifitas dan efisiensi di tengah pandemi. “Kementerian BUMN selalu mendukung agar BUMN meningkatkan kapabilitas digital untuk menjadi bagian dari industri global. Kami berupaya untuk menjalankan hal tersebut dengan dukungan penuh dari Kementerian BUMN,” ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin. 

Pemanfaatan teknologi di bandara PT Angkasa Pura II di tengah pandemi yang utama adalah untuk mendukung konsep Biosafety dan Biosecurity Management. Biosecurity Management guna melindungi publik dari bahaya COVID-19, sementara Biosafety Management upaya membuat lingkungan dan infrastruktur tetap sehat, aman dan higienis. 

Implementasi teknologi yang diterapkan di dalam kedua konsep tersebut semisal penggunaan thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh secara masif, penggunaan aplikasi Travelation untuk mengurangi kontak, layanan Video Customer Assistant (VICA) yang menghadirkan asistensi kepada masyarakat melalui virtual, dan penyediaan smart vending machine dengan produk alat pelindung diri (APD). 

Muhammad Awaluddin mengatakan pemanfaatan teknologi di tengah pandemi juga dilakukan untuk meningkatkan operasional bandara. “Di tengah pandemi ini kami meluncurkan pelatihan berbasis virtual reality bagi staf operasional bandara supaya dapat tetap berlatih dengan aman. Selain itu, di kawasan Bandara Soekarno-Hatta tepatnya di gedung AOCC sudah dioperasikan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya [PLTS] sejak September 2020 sebagai upaya meningkatkan efisiensi operasional,” ujar Muhammad Awaluddin. 

Muhammad Awaluddin menambahkan teknologi baru yang dikenalkan di tengah pandemi ini melengkapi teknologi yang sudah digunakan sebelum adanya pandemi, yaitu antara lain Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara Soekarno-Hatta dan Terminal Operation Center (TOC) di bandara lain, yang merupakan infrastruktur berbasis teknologi informasi guna memastikan operasional bandara berjalan lancar di kondisi apa pun termasuk saat pandemi.

“Di dalam AOCC tersebut, kami juga mengembangkan sistem teknologi informasi yakni Airport Collaborative Decision Making [A-CDM] yang mulai digunakan saat pandemi ini untuk membuat operasional penerbangan efektif dan efisien,” jelas Muhammad Awaluddin. 

Di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, perseroan memiliki Airport Learning Center sebagai pusat pelatihan yang dilengkapi teknologi modern guna mendukung PT Angkasa Pura II menjadi Digitally Ready Enterprise.

Airport 4.0

Muhammad Awaluddin mengatakan sejak empat tahun lalu AP II memulai transformasi digital sehingga di tengah pandemi ini kami cepat beradaptasi dengan menghadirkan layanan berbasis teknologi serta didukung teknologi eksisting sehingga seluruh bandara bisa tetap beroperasi dan menjaga tingkat pelayanan.

“Pada pekan lalu, kami mencanangkan Second Curve Transformation untuk periode 2020 – 2024 dengan fokus di antaranya adalah pengembangan Airport Big Data, Airport Platform Integrator, Robotic Airport Services dan Electric/manless Transportation,” ungkap Muhammad Awaluddin. 

Second Curve Transformation ini sebagai upaya perseroan memasuki era Airport 4.0 yang mengedepankan pengelolaan bandara melalui artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality hingga augmented reality. 

Pengakuan global

Di samping mendukung operasional bandara guna memastikan konektivitas udara tetap terjaga, teknologi dan digitalisasi yang digunakan juga membawa bandara-bandara PT Angkasa Pura II mendapat pengakuan global. 

Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan pintu utama Indonesia pada World’s Top 100 Airports 2020 di dalam Skytrax World Airport Awards 2020 berhasil naik peringkat ke posisi 35, naik dari 2019 (peringakt 40), 2018 (peringkat (45), 2017 (peringkat 44), dan 2016 (peringkat 63).

Tidak hanya itu, Bandara Soekarno-Hatta dinobatkan sebagai bandara dengan protokol kesehatan ketat guna mencegah COVID-19, mendapat rating Safe Travel Score 4.09 dari Safe Travel Barometer.

“Pada tahun ini, di tengah pandemi, 9 bandara PT Angkasa Pura II secara resmi juga menerima 30 penghargaan Airport Service Quality Awards dari ACI,” jelas Muhammad Awaluddin. 

Bandara penerima penghargaan itu: Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Depati Amir, Raja Haji Fisabilillah, Silangit, Husein Sastranegara, Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Syarif Kasim II dan Supadio.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement