REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di masa pandemi ini, daya tahan tubuh menjadi yang paling penting. Salah satu cara untuk menjaganya adalah dengan mengkonsumsi vitamin C. Namun, tak jarang yang mengkonsumsinya secara berlebih. Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah vitamin C bisa sebabkan overdosis?
Secara umum, vitamin C atau Asam askorbat, adalah nutrisi penting yang larut dalam air dan kerap kali ditemukan di beberapa makanan (buah-buahan dan sayuran). Dalam tubuh kita, vitamin C bertindak sebagai antioksidan kuat, dan peran terpentingnya adalah membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Dalam sebuah studi oleh Johnston CS dengan judul “Biomarkers for establishing a tolerable upper intake level for vitamin C” diketahui vitamin C sangat aman. Walaupun, pada dosis 2000 mg ataupun 6000 mg per hari, vitamin C dapat menyebabkan efek samping seperti diare. Efek samping itu, tidak terjadi karena adanya konsumsi makanan buah atau sayur yang memiliki vitamin C, melainkan vitamin dalam bentuk suplemen.
Mengutip medical herald Kamis (22/10) Allison King PhD, ahli bidang Biologi yang mengkhususkan diri dalam biologi sel dan molekuler serta biokimia, jumlah vitamin C yang disarankan untuk orang sehat adalah 75 mg per hari untuk wanita, dan 90 mg per hari untuk pria. Asupan vitamin C harian yang direkomendasikan untuk wanita hamil atau menyusui adalah antara 100 mg dan 120 mg.
Dengan dasar itu, berikut adalah beberapa risiko yang perlu diketahui saat mengkonsumsi vitamin C berlebih.
Sakit Kepala
Berdasarkan informasi, sakit kepala bisa saja terjadi karena OD vitamin C. Bahkan, terlalu banyak vitamin C setiap hari juga bisa menyebabkan gejala lainnya. Namun perlu ditekankan, mengkonsumsi buah atau sayur bisa mendapat vitamin C yang diperlukan. Hal itu berbeda jika dengan suplemen, besar kemungkinan kita akan overdosis dan berefek pada kepala.
Erosi Gigi
Tak hanya kepala, kelebihan vitamin C juga bisa berdampak pada permukaan gigi karena asam yang dikonsumsi, ataupun asam dari perut. Dalam kondisi medis, hal itu dikenal dengan nama erosi gigi. Dalam penelitian Li H, Zou Y, Ding G. dengan judul “Dietary factors associated with dental erosion: a meta-analysis”, terbukti, jika kelebihan konsumsi vitamin C dalam bentuk tablet atau suplemen bisa berdampak pada peningkatan risiko erosi gigi.
Hemochromatosis
Lebih lanjut, kelebihan vitamin C juga bisa memupuk banyak zat besi dalam tubuh. Hal itu, bisa memicu Hemochromatosis, atau kelainan karena terlalu banyak zat besi. Dalam kondisi itu ada dua jenis, hemochromatosis primer dan hemochromatosis sekunder.
Gagal Ginjal
Bukan hanya efek samping ringan, kelebihan vitamin C dengan suplemen, nyatanya juga bisa menyebabkan gagal ginjal. Berdasarkan pemaparan dunia medis, kondisi ini artinya tidak bisa mengeluarkan limbah atau kelebihan air dari darah. Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba.
Dalam sebuah studi oleh Baxmann AC, De O G Mendonça C, Heilberg IP. dengan judul “Effect of vitamin C supplements on urinary oxalote and pH in calcium stone-forming patients’’, diakui jika kelebihan vitamin C bisa menimbulkan nefropati oksalat ginjal, yang mengakibatkan perkembangan nefritis tubulointerstitial reversibel dan memungkinkan gagal ginjal.
Dengan berbagai efek samping kelebihan vitamin C dari suplemen atau tablet itu, perlu kiranya memperdalam pemahaman mengenai konsumsi vitamin C.
Dalam sebuah studi oleh Fabrizio Galimberti dan Natasha Atanaskova Mesinkovska dengan judul “Skin finding associated with nutritional deficiencies” telah disarankan bahwa faktor risiko yang paling umum untuk kekurangan vitamin C adalah merokok, alkoholisme, anoreksia, penyakit mental yang parah, dan dialisis. Gejala defisiensi vitamin C yang ekstrim membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk berkembang, dan sebelum terjadi, tubuh akan memberi Anda petunjuk dan tanda bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi.