REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta, Erik Hadi Saputra mengatakan, beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah belum menyentuh seluruh mahasiswa. Sebab, masih banyak mahasiswa terdampak Covid-19 yang belum mendapatkan beasiswa ini.
"Pemerintah sudah memberikan beasiswa KIP, walaupun belum menyeluruh," kata Erik dalam dalam Focus Group Discussion yang digelar Republika melalui Zoom, Sabtu (31/10).
Erik berharap, program beasiswa ini dapat dilanjutkan di 2021 mendatang dengan menyasar mahasiswa yang belum mendapatkan beasiswa tersebut. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 saat ini banyak mahasiswa yang tidak mampu untuk membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
"Kita sepakat (program beasiswa) harus dilanjutkan, karena kondisi (penyebaran Covid-19) ke depan kita tidak tahu (kapan berakhir)," ujarnya.
Begitu pun dengan Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Bayu Septian yang menyebut, beasiswa tersebut tidak belum memenuhi kebutuhan mahasiswa. Padahal, katanya, pendidikan Indonesia yang seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi tidak dirasakan oleh mahasiswa itu sendiri.
"Sebelum pandemi masih mencukupi untuk membayar kuliah, tapi pada saat pandemi banyak penghasilan orang tua yang turun. Sedangkan banyak yang jadi tanggungan selain membayar uang kuliah," kata Bayu.
Parahnya, kata Bayu, banyak mahasiswa yang menjual harta bendanya hanya untuk membayar uang kuliah. Bahkan, ada mahasiswa yang harus berutang untuk mencukupi kebutuhan kuliahnya di masa pandemi ini.
"Mahasiswa ada yang jual motor, utang sana sini bahkan jual sawah. Masih banyak tumpang tindih terhadap kebijakan yang ada dan Kemendikbud mungkin kadang cenderung cuci tangan terhadap kebijakan-kebijakan yang ada," ujarnya.