REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadar vitamin D pada ibu hamil tampak berkaitan dengan skor IQ anak di kemudian hari. Anak cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi di masa kanak-kanak ketika sang ibu memiliki kadar vitamin D yang tinggi di masa kehamilan.
Kaitan antara kadar vitamin D di masa kehamilan dengan skor IQ anak di kemudian hari ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti Melissa Melough dari Departemen Kesehatan, Perilaku, dan Perkembangan Anak di Seattle Children's Research Institute. Ironisnya, Melough mengatakan, defisiensi vitamin D merupakan kasus yang cukup sering ditemukan pada populasi umum, termasuk ibu hamil.
Melough mengatakan, banyak ibu hamil yang mengonsumsi vitamin pra kelahiran. Akan tetapi, upaya ini dinilai belum cukup untuk mengoreksi kondisi defisiensi vitamin D yang sudah ada sebelumnya.
"(Temuan ini) menunjukkan implikasi jangka panjang dari vitamin D di masa pra kelahiran untuk anak dan perkembangan neurokognitif mereka," jelas Melough, seperti dilansir Times Now News.
Dalam studi ini, sekitar 46 persen ibu hamil mengalami defisiensi vitamin D selama kehamilan mereka. Terkait ras, ibu hamil berkulit hitam cenderung memiliki kadar vitamin D lebih rendah dibandingkan ibu hamil berkulit putih.
Tim peneliti juga mendapati bahwa anak-anak dari ibu dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi di masa kehamilan cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi saat berusia 4 sampai 6 tahun. Tim peneliti mengatakan studi ini bersifat observasi, sehingga tidak bisa memberikan bukti sebab-akibat antara kadar vitamin D selama kehamilan dan skor IQ anak di kemudian hari.
Melough mengatakan rekomendasi asupan vitamin D harian adalah 600 IU. Cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan vitamin D tersebut bila hanya mengandalkan asupan makanan saja.
Melough menilai, pola makan yang baik perlu dikombinasikan dengan paparan sinar matahari yang cukup agar kebutuhan vitamin D tercukupi. Hanya saja, tak semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan paparan sinar matahari. Dalam kondisi seperti itu, konsumsi suplemen dapat dipertimbangkan.
"Defisiensi vitamin D bisa terjadi meski Anda menerapkan pola makan sehat. Terkadang, (defisiensi tersebut) berkaitan dengan gaya hidup, pigmentasi kulit, dan faktor di luar kontrol kita," kata Melough.