REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengimbau warganya agar tidak menggelar nonton bareng debat publik pertama Pilkada Solo tersebut. Ia khawatir masyarakat tidak bisa menjaga protokol kesehatan ketika nonton bareng debat publik.
Debat publik pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Solo bakal digelar pada Jumat (6/11) pukul 19.00 WIB. Debat akan diikuti oleh paslon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan paslon independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo).
Debat publik perdana ini mengambil tema "Membangun Surakarta sebagai Kota Budaya dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan yang Adil dan Merata di Era Digital".
Debat yang digelar di Hotel Sunan Solo tersebut bersifat tertutup. Namun, debat akan disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta serta di kanal Youtube dan Facebook KPU Kota Solo.
Rudyatmo menyatakan, debat publik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini berbeda dengan debat publik pilkada-pilkada sebelumnya. Sebab, Pilkada digelar dalam suasana pandemi Covid-19.
Pelaksanaan debat digelar terbatas dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. KPU hanya memperbolehkan dihadiri empat orang dari masing-masing kubu yakni, paslon, ketua tim pemenang, dan salah satu pendamping.
Sebab itu, Wali Kota meminta warganya tidak menyelenggarakan nonton bareng, karena berpotensi menularkan Covid-19. Masyarakat diminta menonton bersama keluarga masing-masing.
"Nonton bareng kalau tidak menjaga protokol kesehatan itu yang saya takutkan. Menurut saya tidak usah nonton bareng. Nonton di ponsel masing-masing saja," jelasnya kepada wartawan, Kamis (5/11).
Rudyatmo yang juga menjabat ketua DPC PDIP Solo tersebut mengaku berencana mendampingi Paslon Gibran-Teguh saat debat publik nanti, jika tidak ada jadwal kampanye. Dia juga berpesan kepada kedua paslon agar lebih menjaga kondusivitas dan tidak perlu mencari kelemahan lawan.
"Pesan khusus penting dalam debat ya setenang mungkin, kedua paslon tidak perlu membantai atau saling mencari kelemahan calon. Masing-masing calon paham kebutuhan masyarakat," terangnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti, mengatakan, tema besar debat terkait Solo sebagai kota budaya di era digital. Hal itu karena kedua paslon memasukkan kata kunci kota budaya dalam visi-misi mereka.
"Tentunya materi debat tentang persoalan daerah, peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan, termasuk Covid-19. Bagaimana penanganan dan pencegahan Covid-19," ucap Nurul kepada wartawan.