REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riwanto, menilai, debat publik pemilihan wali kota (pilwalkot) Solo hanya sebuah formalitas. Menurutnya, pasangan calon (paslon) nomor 1 Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa di atas kertas bisa menang tanpa debat karena pasangan ini diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Kalau dihitung di atas kertas itu ya tetap Gibran ya, bukan karena sosok Gibran yang pandai berdebat, tidak juga sebenarnya, sebetulnya tidak cukup pandai berdebat," ujar Agus saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (7/11).
Ia mengatakan, Pilwalkot Solo memang khas. Siapapun calon yang diusung PDIP, tingkat keterpilihannya sudah tinggi, bahkan hampir dipastikan menang. Artinya, debat publik tidak cukup berpengaruh signifikan terhadap keputusan orang memilih atau tidak memilih.
Menurut Agus, debat publik hanya menjadi sarana bagi paslon menyosialisasikan visi dan misi serta gagasannya sebagai calon pemimpin Kota Solo. Di samping itu, ia menilai, kualitas debat kandidat pada Jumat (6/11) malam pun tak menyajikan ide yang konkret serta tidak berdasarkan data dan riset yang kuat.