Friday, 17 Rabiul Awwal 1446 / 20 September 2024

Friday, 17 Rabiul Awwal 1446 / 20 September 2024

Pengamat: Formalitas, Gibran Bisa Menang tanpa Debat

Sabtu 07 Nov 2020 15:47 WIB

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andi Nur Aminah

Calon Wali Kota Solo nomor urut satu Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan visi misi saat Debat Terbuka Pilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo dalam debat pertama mengangkat tema

Calon Wali Kota Solo nomor urut satu Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan visi misi saat Debat Terbuka Pilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo dalam debat pertama mengangkat tema

Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Di Solo, siapapun calon yang diusung PDIP, tingkat keterpilihannya sudah tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riwanto, menilai, debat publik pemilihan wali kota (pilwalkot) Solo hanya sebuah formalitas. Menurutnya, pasangan calon (paslon) nomor 1 Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa di atas kertas bisa menang tanpa debat karena pasangan ini diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Kalau dihitung di atas kertas itu ya tetap Gibran ya, bukan karena sosok Gibran yang pandai berdebat, tidak juga sebenarnya, sebetulnya tidak cukup pandai berdebat," ujar Agus saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (7/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, Pilwalkot Solo memang khas. Siapapun calon yang diusung PDIP, tingkat keterpilihannya sudah tinggi, bahkan hampir dipastikan menang. Artinya, debat publik tidak cukup berpengaruh signifikan terhadap keputusan orang memilih atau tidak memilih.

Menurut Agus, debat publik hanya menjadi sarana bagi paslon menyosialisasikan visi dan misi serta gagasannya sebagai calon pemimpin Kota Solo. Di samping itu, ia menilai, kualitas debat kandidat pada Jumat (6/11) malam pun tak menyajikan ide yang konkret serta tidak berdasarkan data dan riset yang kuat.