REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Mayapada International Tbk membukukan laba senilai Rp 260,09 miliar pada kuartal tiga 2020. Adapun realisasi pencapaian laba mengalami kenaikan 45,31 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 178,98 miliar.
Berdasarkan laporan kinerja kuartal tiga 2020 (unaudited), kenaikan laba itu karena ada penurunan pada rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net menjadi 1,91 persen dari kuartal sebelumnya 2,42 persen. Adapun secara gross juga turun menjadi 4,66 persen dari sebelumnya 6,99 persen.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan perusahaan tidak akan merevisi rencana bisnis meskipun kondisi perekonomian sedang menyusut.
"Pertumbuhan kami flat saja, kondisi pandemi juga belum membaik atau tumbuh cuma dua persen, kalau bisa lebih tinggi, kami bersyukur, tidak ada rencana revisi bisnis," ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (8/11).
Kendati ada tren kenaikan pada laba, penyaluran kredit secara kuartalan mengalami penurunan sebesar 4,25 persen menjadi Rp 53,64 triliun. Penurunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 61,46 triliun dari kuartal sebelumnya Rp 62,64 triliun.
Kemudian penyusutan dana dan kredit membuat aset berkurang 2,33 persen menjadi Rp 86,65 triliun. Dari sisi permodalan terlihat ada penguatan sebesar 5,65 persen menjadi Rp 16,26 triliun, sehingga mendorong rasio kecukupan modal menjadi 19,08 persen dari kuartal sebelumnya 17,1 persen.
Tercatat secara tahunan perolehan laba perusahaan masih mencatatkan penurunan sebesar 70,77 persen secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 712,56 miliar. Penurunan laba karena pendapatan bunga bersih ikut turun 79,91 persen yoy menjadi Rp 438,33 miliar.
Ke depan Hariyono memastikan rencana penyuntikan modal masih akan berjalan pada tahun ini. Para pemegang saham bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berkomunikasi secara intens untuk merealisasikannya.