REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari kalangan milenial menyatakan pemanfaatan dunia digital dalam memasarkan produk ke konsumen dinilai kian efisien dibandingkan dengan memasarkan secara offline, khususnya di masa pandemi Covid-19. Pelaku UMKM dari kalangan milenial yang merupakan salah seorang ounder brand Unkl347, Dendy Darman, dalam sebuah seminar online, Selasa (3/11), mengakui bahwa pandemi membuat adaptasi digital semakin harus dilakukan.
Dendy menuturkan sejak Unkl347 dirintis pada 1996, bisnis yang diawali kegemaran mendesain ini fokus berjualan pakaian clothing dengan sistem ritel offline. Namun sejak dua tahun terakhir, Unkl347 mulai mencoba memanfaatkan platform digital guna memasarkan produknya dan sejak masa pandemi, cara berjualan dengan pola ini terbilang paling efektif. "Sekarang semenjak pandemi, sudah lebih besar online, persentasinya (market) udah berubah karena memang culture berubah, orang tidak ketemu orang," katanya.
Meski berjualan produk secara online dinilainya mengurangi engagement atau keterikatan antara ritel dengan pelanggan, namun pasarnya lebih luas. Keyakinan ini sangat dirasakan Unkl347 di masa ini karena produk yang dihasilkannya lebih leluasa dalam berinovasi menyesuaikan dengan keinginan pasar.
"Sejujurnya kita dapat feedback kebutuhan lapangan. Contohnya, kalau zaman dulu itu sepertinya (inovasi produk) bakal laku, padahal yang sukanya itu ritel, tidak langsung end user. Sekarang itu end user yang beli, jadi kita punya data yang tepat, kayak item ini bener-bener disukai," katanya.
Dia menegaskan, kekinian jalan untuk merintis usaha lebih dimudahkan karena dunia digital memberikan ruang efisien dan efektif. Ia juga seiring dengan pandemi, terus berupaya mengadaptasi kelebihan dunia digital. "Hari ini adaptasi cepat sama hal baru ini, ibaratnya jalan cepetnya itu sekarang udah ada, masa gak memanfaatkan. Sekarang gue lagi respons banget sama perubahan karena ini semua efisien dan efektif, karena ini retail tanpa batas, kamu bisa ngobrol sama seluruh dunia," katanya.
Efektivitas dan efisiensi dunia digital dalam mendongkrak pemasaran produk diutarakan oleh pemilik merek jeans "Third Studios" Chusni Zamil. Rasa was-was sempat dirasakannya saat memulai usaha berjualan jeans karena satu bulan kemudian wabah corona melanda Indonesia. "Ahamdulillah banget meskipun saya mulai usaha saat virus corona melanda, ternyata ini menjadi momentum bagus bagi usaha yang saya rintis," kata Emil, sapaan akran Chusni Zamil.
Emil lebih memilih untuk memulai bisnisnya secara daring atau online karena sejumlah pertimbangan seperti tidak perlu modal untuk membuka toko offline. "Kalau saya buka toko offline, maka saya harus siap modal untuk biaya membayar tempat usahanya. Kemudian harus ada biaya pegawai dan ini itu. Kemudian jam operasional usaha kita terbatas, target pasar juga terbatas. Nah kalau bisnis online kan tidak demikian," kata dia.
Sementara itu, Telkomsel yang menyelenggarakan webinar tersebut mengajak para milenial di Indonesia memulai bisnis dengan memanfaatkan dunia digital. VP Corporate Communication PT Telkomsel Denny Abidin menuturkan dunia usaha, tak terkecuali di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ikut terimbas oleh Covid-19.
Pandemi ini memaksa semua sektor bertahan dengan cara beradaptasi. Di lini bisnis, cara beradaptasi di era ini yang dinilai efektif yakni bertransformasi ke ranah digital.
Telkomsel pun membuka ruang kolaborasi agar para pengusaha dapat memanfaatkan konsep transformasi digital. Selain lewat sejumlah program Telkomsel, dorongan itu distimulasikan dalam webinar yang mengundang para praktisi dunia usaha digital.
"Harapannya kita punya mimpi yang besar, kita bergandengan tangan, kita sama-sama wujudkan mimpi yang besar ini, karena tidak ada yang impossible kalau kita bersama-sama," katanya.