Senin 09 Nov 2020 14:33 WIB

Hipertensi di Malam Hari Lebih Berisiko Komplikasi

Penting untuk melakukan pemantauan tekanan darah malam.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Dokter diharapkan dapat memberikan terapi antihipertensi yang secara efektif menurunkan tekanan darah dalam pemberian dosis selama periode 24 jam.
Foto: ist
Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Dokter diharapkan dapat memberikan terapi antihipertensi yang secara efektif menurunkan tekanan darah dalam pemberian dosis selama periode 24 jam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan darah tinggi atau hipertensi masih menjadi masalah umum di masyarakat. Hipertensi juga meningkatkan risiko seseorang terkena masalah kesehatan yang serius, seperti serangan jantung dan strok.

Di lain sisi, banyak orang mungkin tidak menyadari fakta bahwa mereka dapat mengalami lonjakan tekanan darah saat tidur. Ini merupakan suatu kondisi hipertensi nokturnal yang berpotensi memiliki efek mematikan.

Baca Juga

Menurut sebuah studi baru, dilansir Times Now News, Ahad (8/11), individu yang memiliki tekanan darah tinggi di malam hari berisiko lebih tinggi terkena komplikasi, seperti gagal jantung maupun bentuk penyakit kardiovaskular lainnya. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menunjukkan bahwa hipertensi nokturnal berbahaya dan sulit ditangkap karena pemeriksaan tekanan darah rutin biasanya dilakukan pada siang hari.

Peneliti mengingatkan bahwa bahkan orang yang tekanan darahnya normal di siang hari dapat mengalami hipertensi nokturnal. Penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di malam hari merupakan prediktor penting penyakit jantung dan strok.