Selasa 10 Nov 2020 00:01 WIB

Masyarakat Indonesia yang Bisa Kuliah Minim Baru 36 Persen

Di Indonesia dari 10 orang, baru 3 orang yang kuliah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Universitas Insan Cendekia Mandiri gelar wisuda secara tatap muka, di Hotel Horison Kota Bandung, Senin (9/11).
Foto: Istimewa
Universitas Insan Cendekia Mandiri gelar wisuda secara tatap muka, di Hotel Horison Kota Bandung, Senin (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat di Indonesia yang bisa mengenyam bangku kuliah, hingga saat ini, masih minim.  Di Indonesia, jumlah itu baru 36 persen yang bisa kuliah. Sementara di Malaysia hampir 80 persen, bahkan Korea Selatan sampai 90 persen.

"Jadi, di Indonesia dari 10 orang, baru 3 orang yang kuliah. Padahal, kuliah ini investasi yang baik untuk setiap individu. Karena, kuliah di Perguruan Tinggi membuat setiap orang memiliki kesejajaran," ujar Ketua LLDIKTI Wilayah IV Prof Dr Uman Suherman, kepada wartawan di acara Wisuda Universitas Insan Cendekia Mandiri di Hotel Horison, Senin (9/11).

Uman menjelaskan, masih sedikitnya masyarakat masuk ke perguruan tinggi karena kemampuan akademiknya serta masalah pemahaman.  Menurutnya, tantangan yang utama yang harus dihadapi mahasiswa adalah tak cukup bisa mengerjakan tugas tapi bagaiaman seorang mahasiswa bisa merubah pola pikir. "Terutama, memiliki kecerdasan sosial tak hanya intelektual," ujarnya.

Rektor Universitas Insan Cendekia Mandiri, Drs H Sodikin Mpd mengatakan, kampusnya menggelar wisuda tatap muka di masa pandemi Covid 19, setelah melakukan berbagai pertimbangan. Kata dia, wisuda ini sebenarnya telah direncanakan sejak awal tahun 2020. Yakni, direncanakan pada Maret. Namun, saat pihaknya terus menunggu situasi membaik. 

"Mahasiswa hasil pollingnya ingin wisuda secara langsung. Karena kalau wisuda online agak kurang. Makanya, mereka memilih menunggu. Kami lihat, pernikahan sudah boleh digelar akhirnya kami pun menggelar wisuda," paparnya.

Sebelum acara digelar, kata dia, pihaknya telah izin ke gugus tugas Covid 19. Mencari hotel tempat wisuda pun, harus didukung protokol kesehatan yang ketat.

"Sebelum masuk ke tempat acara, semua harus tes rapid dulu. Orang tua di batasi yang hadir hanya satu orang," katanya.

Sodikin menjelaskan, kali ini kampusnya mewisuda 105 orang. Di antaranya, dari Fakultas Ekonomi 46 orang, Fakultas Pertanian 32 orang, Fakultas Teknik 7 orang sarjana dan 6 orang ahli madya.

"Lulusan kami, ada yang sudah bekerja sambil kuliah. Mereka, sebelumnya ada yang bekerja dibidang perkantoran, keuangan manajemen, ada yang bekerja ditekstil. Kami juga memiliki Prodi yang agak jarang yakni kimia tekstil dan industri tekstil," paparnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement