REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei terus maju dengan sistem operasi (OS) yang dibuat sendiri bernama Harmony. Huawei tahu jalur masa depan ke layanan Google mungkin tidak ada, bahkan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru.
Dilansir dari GSMArena, Selasa (10/11) menurut Presiden Departemen Perangkat Lunak di Grup Bisnis Konsumen Huawei, Wang Chenglu, platform sumber terbuka akan tersedia untuk pengembang sekitar 18 Desember. Unit demo pertama akan menjalankan OS pada Januari atau Februari.
Wang mengungkapkan semua karyawan di Huawei sedang bekerja untuk membangun ekosistem baru di sekitar ide Harmony dan sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencana. Ketika laporan awal kembali pada kuartal pertama 2021, beta publik akan diluncurkan sekitar April 2021.
Eksekutif perusahaan itu mengatakan sekitar 90 persen dari ponsel pintar Huawei harus siap untuk pembaruan, begitu ada pembaruan yang baru.
Ada kemungkinan kecil AS akan melunakkan pendiriannya dan mengizinkan Google untuk bekerja sama dengan Huawei. Namun, faktanya, publik sedang menuju perubahan besar dalam dunia ponsel pintar. Ada tiga pemain besar di bidang OS yang bisa dilihat, seperti pada era 2012-2015.
Sebelumnya, pembatasan terhadap produk-produk untuk Huawei sedikit berkurang. Financial Times melaporkan perusahaan mitra akan dapat memasok komponen untuk Huawei asal bukan untuk penggunaan 5G. Lebih khusus lagi, komponen yang boleh dipasok itu tidak akan digunakan dalam peralatan jaringan 5G perusahaan.
“Kami telah menunjukkan chip untuk perangkat seluler tidak menjadi masalah,” kata seorang eksekutif dari perusahaan semikonduktor Asia ini, seperti yang dilansir dari GSMArena, Sabtu (31/10).
Untuk diketahui, AS melakukan serangkaian pembatasan perdagangan pada Huawei. Pemerintah AS melarang perusahaan non-Amerika menjual komponen yang dikembangkan dengan teknologi AS pada Huawei. Aturan ini dikecualikan bagi perusahaan yang mendapat persetujuan khusus.