Rabu 11 Nov 2020 08:15 WIB

Habib Rizieq Jadi Tokoh: Akan Adakah Rekayasa Lagi?

Kini Habib Rizieq sudah menjadi tokoh, akankah ada rekayasa lagi?

Habib Riziek tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan isambut ribuan massa.
Foto: Anadolu Agancy
Habib Riziek tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan isambut ribuan massa.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh: DR Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan

Kini ironis itu benar-benar terjadi. Sosok Habib Rizieq Shihab (HRS) khususnya yang ada di pemerintahan ini, karena 'takutnya' pada kekuatan politik Islam dan kepada ulama, maupun karena kecintaannya pada kursi jabatannya, justru telah berhasil membesarkannya. Insya Allah semakin mereka memusuhi dan meneruskan perilaku yang tak baik kepada HRS justru dia semakin moncer.

Kisah perlakuan kepada HRS persis yang terjadi pada waktu adanya Partai Rakyat Demokrat (PRD) zaman Orde Baru dulu. Merka dianggap macan, padahal hanya kucing kecil anak kucing. Mereka menjadi besar dan ditakuti akan menggoyang kekuasaan. Para pemimpinnya dimasukkan ke penjara. Tapi tak berhasil menghentikan sisi militansinya. PRD eksis meski kecil. Dan kekecilan ini terbukti pada Pemilu 1999. Partai ini tak lolos mengirimkan wakilnya ke Senayan.

Hal yang sama juga kepada para pemfitnah HRS hari ini. Dengan, segala upaya rekayasanya pastilah kini semakin gelisah dan kebingungan sendiri melihat apa yag terjadi di sepanjang kawasan Bandara Soekarno Hatta, Selasa pagi kemarin (10/10(, hingga Petamburan. Massa begitu antusias menyambutnya. Habib Rizieq benar-bensar sudah jadi tokoh. Ibaratnya para lawannya sekarang semakin ngos-ngosan dan bicaranya pun semakin suka ngelantur. 

Kekuatan HRS itu adalah karena istiqomah, tidak berburu kursi jabatan, tidak mau disogok harta maupun jabatan. Barang yang amat langka pada saat ini. Istiqomah memerangi ketidakadilan dan menyerukan revolusi akhlak. Seruan yang sejalan dengan misi Nabi Besar Muhammad SAW yaitu diutus Allah Swt untuk memperbaiki akhlak manusia. Semoga tidak ada lagi upaya merekayasa kasus kasus untuk HRS.

Bila dilakukan itu malah jadi counter productive kepadanya dan hanya akan menimbulkan kemarahan rakyat belaka. Ini bukan saja dari para pendukungnya yang berjuta-juta itu, tetapi juga dari mereka yang selama ini netral bisa berubah menjadi pembela fanatik Habib Rizieq. Ingat, sekarang rakyat yang lagi hidup susah gara-gara Covid-19, maka akan semakin sensitif dan sudah bosan dengan kedhaliman dan ketidakadilan hukum, serta dugaan rekayasa hukum.

Dan ini pun termasuk dugaan perlindungan kepada para penjahat korupsi dan politik khususnya kasus Harun Masiku yang kini masih menghilang. Rasanya tidak masuk akal bila Pemerintah, khususnya penegak hukum tidak berdaya menangkap Harun Masiku.

Maka logis saja bila kemudian menimbulkan berbagai macam dugaan atau spekulasi seperti siapakah yang melindungi Harun Masiku? Atau jangan jangan Masiku sudah dibunuh, dan lainnya. Lebih baik menyelesaikan kasus-kasus yang nyata itu daripada melayani hasrat atau nafsu oknum-oknum yang ingin mengotak-atik Habib Rizieq yang hanya merepotkan aparat penegak hukum dan justru bisa mengganggu pemulihan ekonomi. 

Jadi bercermin dari sejarah, maka lebih baik kita ucapkan 'Selamat datang Habib Rizieq Shihab. Selamat berdakwah, berdakwah dan hanya berdakwah!

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement