REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutra dianggap sebagai salah satu bahan terbaik untuk membuat masker kain. Alasannya, sutra terbuat dari kepompong yang secara alami memiliki sifat penangkal air.
Manfaat penggunaan sutra untuk masker kain ini diungkapkan oleh seorang profesor ilmu biologi dari University of Cincinnati Patrick Guerra. Mulanya, Guerra terdorong untuk melakukan penelitian terkait masker karena istrinya merupakan seorang dokter yang berisiko tinggi untuk terpapar Covid-19.
"Istri saya seorang residen radiologi medis, dan dia melakukan prosedur yang memunculkan aeorosol di mana dia hanya berjarak beberapa inchi dari wajah irang lain," ujar Guerra, seperti dilansir Discover Magazine, Rabu (11/11).
Melalui sebuah studi, Guerra dan timnya menguji beragam jenis tipe kain untuk masker. Beberapa di antaranya adalah katun, polypropylene yang merupakan bahan untuk membuat masker bedah, serta sutra.
Melalui pengujian ini, Guerra dan timnya ingin mengetahui bahan mana yang paling baik dalam menangkal air, khususnya droplet cairan yang terarosolisasi ketika seseorang batuk atau bersin. Seperti diketahui, Covid-19 dapat ditularkan melalui paparan droplet dari orang yang terinfeksi.
Studi yang dimuat dalam jurnal Plos One ini menunjukkan bahwa sutra merupakan bahan masker yang terbaik. Sutra dinilai sangat baik sebagai bahan masker karena memiliki sifat menangkal air. Sifat menangkal air ini berasal dari bahan baku yang digunakan untuk membuat sutra, yaitu kepompong ulat sutra.
"Ulat (sebelum jadi kepompong) membangun lapisan hidrofobik ini, sehingga mereka nyaman, seperti sedang berada di dalam kantong tidur kecil mereka sendiri, dan bila turun hujan, dibutuhkan banyak saturasi untuk air bisa masuk (ke dalam kepompong)," ungkap Guerra.
Namun sifat penangkal air bukan satu-satunya alasan yang membuat sutra digadang jadi bahan terbaik untuk membuat masker. Sutra dinilai sangat baik sebagai bahan untuk membuat masker karena memungkinkan penggunanya untuk bernapas dengan sangat mudah. Kedua sifat ini tetap bisa dipertahankan meski sutra dicuci berulang.
Selain itu, sutra juga memiliki sifat antimikroba. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan pola makan ulat sutra yang biasa menyantap daun murbai atau mulberry. Daun tersebut diketahui mengandung zat tembaga.
"Itu sesuatu yang akan kami tinjau nanti," tambah Guerra.
Dalam dunia medis, sutra sudah dikenal sebagai bahan yang bermanfaat secara medis. Sutra tak hanya kuat tetapi juga lembut. Selain itu, sutra juga tidak memicu reaksi antibodi ketika ditempatkan di dalam tubuh. Sutra pun bisa terurai seiring dengan berjalannya waktu.
Selama berabad-abad, sutra telah digunakan untuk benang bedah. Profesor engineering dari Tufts University David Kaplan menambahkan, belakangan ini peneliti juga menemukan bahwa sutra dapat menjadi bahan yang luar biasa untuk rekonstruksi jaringan.