Jumat 13 Nov 2020 02:41 WIB

Rahasia Genetik Unggas Terungkap dalam Studi DNA

Ini adalah informasi yang mungkin terbukti penting dalam mengurangi risiko kepunahan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rahasia Genetik Unggas Terungkap Dalam Studi DNA (Ilustrasi)
Rahasia Genetik Unggas Terungkap Dalam Studi DNA (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Para ilmuwan telah mengurutkan dan mencatat genom, susunan genetik atau 'kode kehidupan' spesies dari hampir setiap cabang pohon keluarga burung.

Genom 363 spesies, termasuk 267 yang diurutkan untuk pertama kalinya, dikatalogkan di jurnal Nature. Ini adalah daftar yang sekarang menampilkan lebih dari 92 persen keluarga unggas di dunia.

"Ini telah mengungkapkan kode untuk hal-hal yang Darwin tulis," kata Dr Michael Braun dari Smithsonian Institution dilansir di BBC, Kamis (12/11).

Dari bulu berwarna sangat berbeda, ukuran tubuh mulai dari burung unta raksasa hingga burung unta kecil dan kecepatan terbang burung raptor hingga 300 km/jam, semuanya dikodekan dalam genom. 

Dan tonggak sejarah ini, tambahnya, hanyalah permulaan. Proyek ini pada akhirnya bertujuan untuk memasukkan genom dari setiap spesies burung yang hidup. 

Lembaga Smithsonian di Washington DC, yang merupakan kontributor utama melalui koleksi spesimennya yang sangat banyak, mengatakan ini akan memajukan penelitian tentang evolusi burung dan membantu konservasi spesies burung yang terancam.

Daftar urutan sejauh ini mencakup spesies langka seperti Crake Henderson, yang hidup hanya di satu pulau kecil di Pasifik. Tetapi Dr. Braun mengatakan bahwa ayam tersebut yang adalah 'spesies model' untuk mempelajari beberapa contoh ekstrim dari evolusi burung, termasuk bagaimana burung raksasa yang tidak bisa terbang seperti burung unta berevolusi.

“Kami telah mempelajari perkembangan anggota tubuh pada ayam secara intensif. Dan kita bisa menerapkannya pada kelompok burung yang disebut ratites, burung seperti burung unta dan emu," ujar Dr. Braun.

Ia menjelaskan, dengan evolusi tidak bisa terbang, ada banyak perubahan dalam anatomi anggota badan, seperti sayap menjadi pendek, bulu terbang menjadi tidak berguna. Kaki mereka menjadi lebih panjang dan kehilangan jari kaki, karena mereka berlari bukannya bertengger.

"Dengan sumber daya ini, Anda memiliki detail, kode, bagaimana hal itu terjadi."jelasnya.

Ahli biologi konservasi Universitas Metropolitan Manchester, Dr Alexander Lees menyebut katalog itu sebagai tambang emas informasi.

"Ini memungkinkan pengamatan yang halus pada pohon kehidupan burung, membentang kembali ke dalam waktu yang lama, yang mungkin menutup pintu argumen lama antara ahli biologi evolusi tentang 'siapa yang adalah nenek moyang yang sama," kata Dr Lees.

Dan data baru pada lebih dari 60 spesies yang terancam secara global akan menjadi perangkat penting bagi ahli genetika konservasi. "Ini adalah informasi yang mungkin terbukti penting dalam mengurangi risiko kepunahan dalam jangka panjang untuk spesies dengan ukuran populasi kecil saat ini," tambah Dr Lees.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement