REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil mewah Mercedes-Benz mengambil sikap lebih selektif dalam mencari pemasok bahan baku baterai mobil listriknya, yakni kobalt dan lithium. Mercedes Benz mungkin akan menghentikan pasokan dari negara-negara berisiko.
Selama ini, negara asal yang dipandang berisiko tinggi sengaja tidak dikecualikan sebagai sumber pasokan. Pendekatan yang diambil di sini bertujuan untuk memperbaiki situasi lokal bagi orang-orang yang bekerja di sana. Ini juga untuk memperkuat hak-hak pekerja agar tak ada pelanggaran HAM saat menambang.
Dengan demikian, Mercedes-Benz AG mengikuti rekomendasi dari organisasi non-pemerintah, pemerintah dan kelompok kepentingan terkait lainnya untuk tidak menarik diri dari negara-negara berisiko tinggi.
Mercedes-Benz telah melakukan audit rantai pasokannya dan tunduk pada pedoman Organisasi Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD). Mercedes-Benz hanya akan menerima kobalt dan lithium dari sumber bersertifikat.