REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama musisi legendaris Ahmad Dhani dan Puteri Indonesia 2019 Jolene Marie, mengundi pemenang give away putaran kelima, yang diikuti para followers instagram @bambang.soesatyo serta subscriber youtube Bamsoet Channel. Setiap minggunya, ada dua handphone, dua sepeda kuning, dan dua hoodie yang disiapkan untuk diberikan kepada para pemenang undian give away.
Pada saat subscriber youtube Bamsoet Channel mencapai 75 ribu, akan ada tambahan give away sepeda motor kuning. Tambahan give away berupa mobil akan diberikan saat subscriber youtube Bamsoet Channel mencapai 150 ribu.
"Give away puteran ke-5 dimenangkan oleh Maman Firmansyah di Tangerang, Banten dan Evi Yuniarsih di Parung Panjang, Bogor, yang masing-masing mendapatkan satu sepeda kuning. Sementara Tubagus Rifki di Serang, Banten dan Rully Achmad di Bojonggede, Bogor, masing-masing mendapatkan satu buah handphone. Sedangkan Iis Solihah di Sumedang dan Azizah Masfa di Tanjung Balai Karimun masing-masing memperoleh satu buah hoodie," ujar Bamsoet saat mengumumkan pemenang give away putaran ke-5 bersama Ahmad Dhani dan Jolene Marie, di Jakarta, Ahad (15/11).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, hadiah handphone, sepeda kuning, dan jaket hoodie Ngompol Bamsoet Channel sengaja disiapkan di setiap minggu, karena sesuai kebutuhan masyarakat. Handphone misalnya, bisa digunakan untuk memudahkan komuniksi dan mendukung masyarakat melek digitalisasi perdagangan. Selain juga bisa digunakan para orang tua untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang saat ini sedang dihadapi putera-puterinya. Sementara sepeda sebagai bagian memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
"Pemberian sepeda dan hoodie produksi dalam negeri ini juga untuk mendukung geliat industri lokal, memperdalam rasa cinta terhadap produk anak bangsa, sekaligus mempromosikan kepada masyarakat bahwa sepeda maupun hoodie dalam negeri punya kualitas mumpuni. Tak kalah dengan impor," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, demam sepeda yang melanda sejak pandemi Covid-19, seharusnya memberikan keuntungan pada industri sepeda dalam negeri. Bukan justru meningkatkan penjualan sepeda impor.
"Dengan membeli sepeda produksi dalam negeri, kita turut berkontribusi terhadap pertumbuhan industri nasional dan pembukaan lapangan pekerjaan. Di dalam negeri sendiri sudah ada merek Animo, Kreuz, Polygon ataupun Element yang kualitasnya tidak kalah dengan sepeda impor dengan harga jauh lebih murah. Kalau sepeda lipat Brompton harga Rp 70-80 juta, sepeda lipat produksi Bandung hanya seharga Rp 10-20 juta," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan data Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) yang mencatat per tahunnya Indonesia bisa mengimpor 6-7 juta unit sepeda. Sementara yang diproduksi lokal berkisar 2-2,5 juta unit. Akibat pandemi Covid-19, penjualan sepeda meningkat hingga 30 persen. Gaya hidup masyarakat juga beralih dari olahraga lari ke sepeda.
"Menjadi angin segar bagi para produsen sepeda lokal untuk meningkatkan kualitas dan produktifitasnya. Juga menjadi tantangan besar bagi kita semua sebagai anak bangsa, apakah lebih peduli terhadap pengusaha luar negeri dengan membeli sepeda impor, atau justru peduli terhadap saudara sebangsa sendiri dengan membeli sepeda buatan lokal," pungkas Bamsoet.