Friday, 13 Jumadil Awwal 1446 / 15 November 2024

Friday, 13 Jumadil Awwal 1446 / 15 November 2024

Kakak Dukung Calon Lain, Whisnu: Selesaikan Setelah Perang

Senin 16 Nov 2020 06:09 WIB

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Joko Sadewo

Whisnu Sakti Buana tak masalahkan sikap kakak kandungnya, yang mendukung calon lain. Foto Whisnu Sakti Buana (kanan) -ilustrasi-

Whisnu Sakti Buana tak masalahkan sikap kakak kandungnya, yang mendukung calon lain. Foto Whisnu Sakti Buana (kanan) -ilustrasi-

Foto: Antara/Herman Dewantoro
Jagat Hari Seno memilih dukung calon yang tak didukung Whisnu Sakti

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana enggan mempermasahkan kakak kandungnya, Jagat Hari Seno yang malah mendukung pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020. Whisnu yang juga menjabat wakil Ketua DPD PDIP Jatim itu menegaskan kesetiaannya pada keputusan partai yang telah menunjuk pasangan Eri Cahyadi-Armudji untuk berkontestasi di Pilkada Surabaya.

"Saat genderang perang ditabuh, kita harus berangkat ke medan perang dengan keyakinan menang. Urusan keluarga kita selesaikan setelah perang menang," kata Whisnu di Surabaya, Ahad (15/11).

Whisnu menyatakan, dirinya mendapat tugas khusus dari DPP PDI Perjuangan pada gelaran Pilwali Surabaya 2020. Tugas khusus yang dimaksud adalah dirinya dipercaya menjadi jenderal perang PDIP di Pilwali Surabaya 2020. Whisnu bertugas untuk menyalakan dan menjalankan mesin partai di Surabaya, untuk meraup suara sebanyak-banyaknya bagi pasangan Eri-Armudji.

"Saya ditugaskan di last minute ini untuk mengomandoi gerakan door to door dan saya siap," ujar Whisnu.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya tetap solid dalam mengarungi kontestasi Pilwali Surabaya 2020. Terkait kakak kandung Whisnu Sakti Buana, yakni Jagat Hari Seno yang mendukung pasangan lawan, Hasto menyatakan yang bersangkutan bukan merupakan kader partai. Hasto mengaku, hingga saat ini tidak ada kader partai yang membelot.

"Seno bukan kader partai, tidak ada KTA. Tidak ada yang membelot. Tidak ada kader partai yang membelot," ujar Hasto. Ketika ada kader partai yang membelot, lanjut Hasto, sanksinya adalah tegas, yakni pemecatan.

 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler