REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perusahaan AS Pfizer dan BioNTech Jerman yang menyediakan vaksin Covid-19 telah menjadi sorotan publik selama sepekan terakhir. Vaksin yang dikembangkannya diklaim 90 persen efektif dalam uji coba tahap akhir melawan virus corona baru.
Hanya saja, laporan menunjukkan vaksin harus disimpan pada suhu yang sangat rendah, yakni minus 70 derajat Celsius atau lebih rendah lagi. Persyaratan penyimpanan itu dapat menyebabkan pasokan terhambat, terutama bagi negara berkembang.
Menurut Direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) Delhi, Dr Randeep Gulleria, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 70 Celsius yang merupakan tantangan bagi negara berkembang seperti India yang sulit menjaga suhu dingin, terutama di pedesaan. Belum lama inim dia juga mengatakan, orang India kebanyakan mungkin harus menunggu hingga 2022 untuk vaksin Covid-19 yang bisa menjangkau mereka.
"Vaksin yang disetujui kemarin oleh Pfizer adalah vaksin pembawa pesan RMNA dan vaksin tersebut setelah dibuat harus disimpan pada suhu -90 derajat celcius," kata Dr Joseph Gastaldo dari OhioHealth, seperti dilaporkan ABC6, dilansir Times Now News, Kamis (12/11).
Suntikan akan rusak dalam lima hari
Masalah rantai dingin (cold chain) penyimpanan vaksin itu membuat para peneliti dan tenaga medis khawatir. Meskipun ada kemungkinan dosis yang cukup untuk diberikan kepada orang-orang yang perlu divaksinasi terlebih dahulu, nyatanya mungkin penyimpanan dingin yang cukup tidak tersedia.
Pfizer yang mengembangkan vaksin bekerja sama dengan BioNTech Jerman juga mengatakan, suntikan akan rusak dalam waktu sekitar lima hari, pada suhu pendinginan normal. Inilah mengapa dibutuhkan unit ultra-freezer.
Menurut laporan, beberapa rumah sakit lokal di Amerika sekarang sedang mempersiapkan dan membeli beberapa unit freezer yang dibutuhkan untuk penyimpanan vaksin. Belum lama ini juga dilaporkan vaksinasi di Amerika dapat dimulai bulan depan jika Pfizer mengirimkan semua data secepat yang diharapkan. Orang tua, petugas kesehatan, dan pekerja garis depan akan menjadi yang pertama menerima suntikan melawan Covid-19.
Pfizer mengharapkan untuk memproduksi 50 juta dosis tahun ini dan 1,3 miliar pada tahun 2021. Amerika Serikat telah memesan 100 juta total termasuk 20 juta hingga 30 juta untuk pengiriman sebelum akhir Desember. Sementara Uni Eropa memesan 200 juta, Jepang 120 juta, Inggris 30 juta, dan Kanada 20 juta.
Vaksin Pfizer berasal dari pabrik terbesarnya yang berlokasi di Kalamazoo, Michigan. Pengiriman mereka akan mencakup perjalanan dengan kontainer, truk, dan pesawat. Kontainer pengiriman thermal masing-masing akan diisi dengan dry ice dan 975 vial vaksin yang masing-masing berisi lima dosis, dengan total 4.875 dosis.
Saat ini, Amerika Serikat merupakan negara yang terkena dampak terparah akibat infeksi virus corona baru dengan jumlah total kasus tertinggi. Sebanyak 51,5 juta kasus Covid-19 telah dilaporkan dari seluruh dunia dan lebih dari 1,27 juta orang telah kehilangan nyawa karena virus mematikan tersebut.