REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan masalah terkait implementasi bantuan subsidi kuota sangat beragam. Meskipun sebagian besar Kemendikbud menerima apresiasi, namun di beberapa daerah subsidi kuota ini masih tidak bisa dinikmati oleh masyarakat.
"Dari semua program, komentar dari guru dan orang tua ini (program subsidi kuota) salah satu yang paling membantu. Tapi isunya tergantung pada areanya, kendalanya berbeda-beda," kata Nadiem, dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Senin (16/11).
Selama beberapa pekan terakhir, Nadiem malakukan kunjungan kerja ke Gianyar, Kupang, Pulau Rote, dan Palu. Berdasarkan kunjungan kerjanya, masalah yang ia temukan dihadapi oleh masyarakat sangat beragam.
Ia menjelaskan, di Gianyar, Bali koneksi internet cenderung lebih baik. Tingkat ekonomi masyarakat pun relatif lebih baik daripada daerah-daerah terluar dan tertinggal. Secara umum masyarakat sudah menerima subsidi kuota dan menggunakannya.
Namun, kendala yang terjadi di Palu, masyarakat yang ada di pesisir dan pegunungan kesulitan mendapatkan sinyal internet. "Masalah utama mereka adalah jaringan," kata Nadiem menjelaskan.
Selain itu, di Pulau Rote masalah utamanya adalah tingkat ekonomi masyarakat masih rendah. Hal ini menyebabkan, banyak sekali masyarakat yang tidak memiliki gawai untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring).
"Memang banyak sekali masyarakat kita dari sisi jaringan internet itu (terkendala). Itu yang kita koordinasikan dengan Kemenkominfo selama satu hingga dua tahun ke depan, akan kita dorong bersama secara gotong royong untuk memastikan internet," kata dia.
Lebih lanjut, Nadiem menambahkan pada tahun 2021 akan ada program digitalisasi sekolah dengan mengirimkan bantuan laptop ke sekolah. Program ini dinilainya sangat penting karena akan membantu siswa yang tidak memiliki gawai. "Penyediaan laptop jadi prioritas utama di tahun 2021 dan ini sangat penting," kata dia lagi.