Rabu 18 Nov 2020 06:30 WIB

Apa Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna?

Moderna mengeklaim vaksinnya 95 persen efektif mencegah Covid-19.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Reiny Dwinanda
Pesepeda melintas di depan gedung Moderna Inc di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin (18/5). Moderna Inc melaporkan kemajuan signifikan terkait pengembangan vaksin corona.
Foto: AP Photo/Bill Sikes
Pesepeda melintas di depan gedung Moderna Inc di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin (18/5). Moderna Inc melaporkan kemajuan signifikan terkait pengembangan vaksin corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Moderna, Stephane Bancel, membahas beberapa efek samping vaksin yang dikembangkannya untuk melawan SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan Covid-19. Perkembangan uji coba vaksin ini mengarah positif dengan kemanjuran yang diklaim mencapai 94,5 persen.

Dikutip dari Fox News, uji coba pada 30 ribu orang dewasa di AS melibatkan pemberian plasebo kepada setengah dari kelompok dan vaksin pada 15 ribu peserta lainnya. Pada 22 Oktober, 25.654 peserta menerima suntikan kedua dari rejimen dua dosis.

Baca Juga

Menurut pernyataan perusahaan, efek samping vaksin Moderna diklaim hanya bersifat sementara, yang berarti bahwa vaksin tersebut "secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, nyeri sendi, dan sakit kepala.

"Mayoritas efek samping ringan atau sedang dalam tingkat keparahan. Dosis kedua, Anda memiliki sedikit efek samping secara lokal, sedikit nyeri, sedikit kemerahan, tetapi hilang dengan sendirinya," kata Bancel kepada Maria Bartiromo dari Fox Business.

"Beberapa orang agak pusing. Sangat menyenangkan untuk dicatat bahwa kurang dari dua persen orang mengalami demam, sebenarnya 1,4 persen, jadi sangat, sangat rendah," kata dia.

Bancel mengatakan, efek samping akan sembuh sendiri tanpa minum obat, serupa dengan vaksin lain. “Sebenarnya, hal yang baik di ahli imunologi selalu mengingatkan saya bahwa memiliki sedikit reaksi kekebalan adalah sinyal yang baik bahwa sistem kekebalan Anda bekerja karena vaksin sedang diaktifkan,” kata Bancel.

Lebih lanjut, sukarelawan uji coba vaksin virus corona Moderna dari University of North Carolina di Chapel Hill sebelumnya berbagi pengalamannya dan mendesak semua orang untuk mau divaksin demi menyelamatkan nyawa dan kembali normal seperti sebelum pembatasan Covid-19.

Meskipun peserta uji klinis Moderna tidak mengetahui apakah mereka menerima plasebo atau vaksin, Jack Morningstar mengatakan bahwa dia punya alasan untuk meyakini bahwa dirinya divaksinasi. Dia mengaku mengalami beberapa efek samping setelah suntikan pertama.

"Saya sedikit lelah dan setelah mendapatkan booster, saya mengalami demam keesokan harinya, tetapi saya bisa mengatasinya dengan minum Ibuprofen," kata Morningstar.

Ada beberapa rasa sakit di tempat suntikan yang menurut Morningstar mirip dengan apa yang dialami orang dengan vaksin herpes zoster. Pengumuman Moderna pada hari Senin berasal dari "analisis sementara" atau informasi yang dirilis sebelum uji selesai.

Sejauh ini, berdasarkan analisis sementara perusahaan tidak ditemukan  masalah keamanan apa pun yang signifikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement