Kamis 19 Nov 2020 02:34 WIB

Pemilik Anjing 78 Persen Lebih Mungkin Tertular Covid-19

Studi tentang risiko pemilik anjing tertular Covid-19 melibatkan 2.086 orang.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang warga berolahraga dengan membawa anjing peliharaan di jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis  (1/10/2020). Perbandingan jumlah kasus positif dengan akumulasi tes COVID-19 atau positivity rate di Ibu Kota sepekan terakhir sebesar 10,3 persen dengan tingkat kesembuhan mencapai 81,1 persen.
Foto: WAHYU PUTRO A/ANTARA
Seorang warga berolahraga dengan membawa anjing peliharaan di jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (1/10/2020). Perbandingan jumlah kasus positif dengan akumulasi tes COVID-19 atau positivity rate di Ibu Kota sepekan terakhir sebesar 10,3 persen dengan tingkat kesembuhan mencapai 81,1 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki anjing sebagai hewan peliharaan lebih mungkin terkena Covid-19. Risikonya bahkan disebut mencapai 78 persen.

Hal itu diyakini adalah karena mereka lebih rentan tidak bersih selama beraktivitas. Kesimpulan tersebut didapat usai para ilmuwan di Spanyol melakukan studi dengan mengamati aktivitas harian yang berbeda dari para pemilik anjing.

Baca Juga

Peneliti menilai mereka berdasarkan risiko tertular virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19. Setidaknya ada 2.086 orang yang disurvei dalam penelitian dan sekitar 41 persen di antaranya berusia antara 40 hingga 54 tahun.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research oleh University of Granada dan Andalusian School of Public Health di Spanyol menemukan bahwa 4,7 persen (setara dengan 98 orang) dari kelompok tersebut telah tertular SARS-CoV-2. Para peserta ditanyai tentang kegiatan apa saja yang telah mereka lakukan.

Tim tersebut menyatakan bahwa hidup bersama dengan seekor anjing dan membawa hewan berbulu ini untuk jalan-jalan meningkatkan risiko tertular Covid-19 hingga sebesar 78 persen. Para ahli menyatakan bahwa ini mungkin terjadi karena fakta bahwa saat berjalan-jalan, anjing dapat menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menularkannya kepada pemiliknya.

Meskipun belum jelas apakah hewan menyebarkan virus, para ahli memperingatkan bahwa pemilik anjing harus fokus pada kebersihan, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak saat membawa anjing mereka berjalan-jalan. Penelitian ini juga menemukan bahwa menerima pengiriman barang ke rumah dari supermarket meningkatkan risiko hingga 94 persen jika dibandingkan dengan pergi ke toko secara langsung.

Selain itu, ditemukan bahwa bekerja di kantor meningkatkan risiko sebesar 76 persen daripada bekerja dari rumah. Anehnya, risiko hanya naik 60 persen jika orang lain yang berada dalam satu rumah dinyatakan positif Covid-19.

Penulis studi tersebut, Cristina Sánchez González, mengatakan bahwa hasil tersebut memperingatkan peningkatan penularan di antara para pemilik anjing. Meski demikian, “alasan prevalensi yang lebih tinggi tentang hal ini masih harus dijelaskan".

"Dengan mempertimbangkan kelangkaan sumber daya saat ini untuk melakukan diagnosis SARS-CoV-2 pada manusia, kemungkinan diagnosis pada anjing sangat kecil kemungkinannya,” ujar González, dilansir The Sun, Rabu (18/11).

González mengatakan bahwa lebih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk mengetahui apakah anjing menyebarkan virus dengan cara yang sama seperti manusia. Pertanyaan lain yang perlu dijawab ialah apakah virusnya dapat menyebar melalui kotoran hewan tersebut.

Meski demikian, González mengatakan, langkah untuk menutup area seperti taman bermain menjadi tidak masuk akal ketika area seperti taman anjing bisa tetap terbuka. Ia mengungkapkan bahwa tindakan pencegahan satu-satunya adalah menjaga kebersihan diri.

"Di tengah pandemi dan tidak adanya pengobatan atau vaksin yang efektif, tindakan pencegahan dengan menjadi kebersihan adalah satu-satunya yang efektif dan tindakan ini juga harus diterapkan pada anjing, yang menurut penelitian kami, tampaknya meningkatkan risiko penularan Covid-19 baik secara langsung atau tidak,” jelas González.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement