REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menurut data Nielsen, rata-rata orang dewasa Amerika menghabiskan lebih dari 11 jam per hari di depan layar. Saat menonton televisi, berbelanja daring, maupun mengirim pesan singkat, mereka juga tanpa berpikir meraih makanan ringan.
Sebuah studi baru mengatakan konsumen tidak melaporkan seberapa banyak mereka makan saat multitasking di beberapa layar. Para peneliti ingin menggunakan temuan ini untuk membantu orang ngemil lebih cerdas sambil menghabiskan waktu di layar dan mendorong konsumen kenyang dengan makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
"Dokter dan ahli gizi telah lama berpendapat bahwa menonton televisi atau memperhatikan ponsel sambil mengonsumsi makanan ringan yang tidak sehat adalah ide buruk," kata Anna McAlister, Ph.D. dari Gerrish School of Business di Endicott College di Beverly, MA.
Peneliti mulai mendorong kebiasaan ngemil yang serupa, tetapi menggantinya makanan yang kaya nutrisi? "Kita kemudian bisa mengubah skala demi diet sehat," ujarnya.
Tidak mengherankan, waktu yang dihabiskan untuk semua jenis layar meningkat pada 2020. Sebagian karena pandemi, sebagian lagi lantaran kebangkitan media multitasking. Menurut laporan eMarketer, ini artinya lebih banyak orang menggunakan ponsel, televisi, dan laptop saat melakukan aktivitas lain atau saat menggunakan layar lain.
"Studi kami menyelidiki ngemil tanpa pikiran dengan makanan sehat dan kurang menyehatkan," kata Anastasia Kononova, Ph.D. dari Michigan State University.
Temuan menunjukkan bahwa peserta mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan yang mereka sadari saat melakukan multitasking dengan perangkat layar. "Tapi ini hanya terjadi ketika peserta menikmati situasi multitasking," kata dia.
Mengelilingi diri dengan buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan seukuran camilan saat multitasking dapat mendorong seseorang mengonsumsi makanan sehat.