REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pandemi Covid-19 berkepanjangan memaksa anak-anak sekolah menjalankan pembelajaran jarak jauh secara daring lebih lama lagi. Meskipun ada daerah-daerah yang telah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka, namun masih banyak daerah yang belum diperbolehkan menjalankannya.
Itu karena pembelajaran tatap muka dikhawatirkan malah menimbulkan permasalahan baru, yakni munculnya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah. Namun demikian, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring juga memiliki dampak negatif.
Metode pembelajan seperti itu mengharuskan anak berlama-lama di hadapan layar, baik itu layar gawai, komputer, tablet, maupun televisi. Dokter spesialis anak Universitas Brawijaya Malang, dr. Endah Setyarini, SpA mengatakan, seiring meningkatnya intensitas anak-anak berhadapan dengan layar mulai muncul computer vision syndrome (CVS), yang merupakan kumpulan gejala yang berhubungan dengan gangguan mata akibat penggunaan perangkat elektronik berbasis komputer seperti laptop, dekstop, gawai, dan tablet.
"Jadi muncul gangguan iritasi mata. Ada yang matanya merah, kering, berair, karena paparan radiasi layar yang terus menerus yang kadang lebih dari lima atau 10 jam mereka terus melihat ponsel atau laptop," kata Endah, Kamis (19/11).
Endah mengatakan, andaikan waktu menatap layar (screen time) yang dilakukan anak-anak terlalu lama, gangguan fungsi mata bisa terjadi. Gangguan fungsi mata yang dimaksud bisa berupa rabun, pandangan dobel, bahkan kadang-kadang sampai hilang fokus. Menurutnya, hal itu disebabkan radiasi yang ada di layar, tidak baik untuk mata.
"Dari penelitian di era Covid-19 pada anak-anak ini risiko terjadinya miopi mulai banyak. Artinya, banyak anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan," ujar Endah.
Endah pun mengungkapkan durasi ideal anak-anak menatap layar elektronik, untuk mengikuti pembelajaran daring. Untuk anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau usia 6 hingga 12 tahun, idealnya lama menatap layar antara 60 menit hingga 90 menit dalam sehari.
Sementara itu, untuk anak-anak di jenjang sekolah menengah atau usia 12 hingga 18 tahun, waktu ideal screen time untuk mengikuti pembelajaran daring tidak lebih dari dua jam.
"Memang di lapangan praktiknya susah ya. Sekolahnya juga kan jadwalnya dari jam 07.00 sampai jam 13.00. Di sini pentingnya pendampingan dari orang tua," kata Endah.