Jumat 20 Nov 2020 10:20 WIB

Benarkah Social Distancing Perlemah Sistem Imun?

Sebagian orang khawatir social distancing akan memperlemah sistem imunitasnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pengunjung berada di dalam lingkaran yang membantu menjaga jarak sosial di Taman Dolores, San Francisco, Ahad (28/6). Menjaga jarak termasuk protokol kesehatan yang harus diterapkan selama pandemi Covid-19.
Foto: AP/Jeff Chiu
Pengunjung berada di dalam lingkaran yang membantu menjaga jarak sosial di Taman Dolores, San Francisco, Ahad (28/6). Menjaga jarak termasuk protokol kesehatan yang harus diterapkan selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang merasa khawatir kurangnya kontak dengan orang lain akibat menjaga jarak sosial (social distancing) dapat memperlemah sistem imun. Alasannya, kontak yang minim dengan orang lain menurunkan kontak aktif tubuh dengan kuman.

Kekhawatiran ini sebenarnya tidak berdasar. Meski seseorang melakukan jaga jarak sejauh dua meter atau menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, tubuh orang tersebut akan tetap berkontak banyak bakteri dan kuman lain yang ada di lingkungan dalam atau luar ruangan.

Baca Juga

"Kita secara terus-menerus terpapar oleh mikroba, sistem imun kita selalu dipicu," jelas peneliti sistem imun dari Yale University Akiko Iwasaki, seperti dilansir Associated Press.

Iwasaki mengatakan, imunitas telah yang terbentuk dari vaksinasi di masa kecil dan hal-hal lain tak akan menghilang dengan mudah hanya karena penerapan jaga jarak sosial.

Ada beberapa hal lain yang sebenarnya memiliki dampak signifikan terhadap penurunan sistem imun. Akan tetapi, hal-hal ini mungkin jarang disadari. Berikut ini adalah beberapa di antaranya, seperti dilansir WebMD.

Kurang tidur

Tidak mendapatkan tidur yang cukup dapat memudahkan seseorang untuk terkena virus atau kuman. Kondisi ini juga akan membuat tubuh membutuhkan waktu lebih lama dalam memulihkan diri.

Kondisi ini terjadi karena kurang tidur membuat tubuh tidak mampu menciptakan sel-sel pelawan infeksi dan protein bernama antibodi yang cukup untuk melindungi tubuh. Protein-protein bernama sitokin yang dapat membantu sist4m imun ini hanya dilepas ketika tubuh dalam kondisi tidur.

Kecemasan

Kecemasan dapat menurunkan respons imun, setidaknya selama 30 menit. Stres yang berkepanjangan dapat memberikan dampak lebih besar.

Kadar vitamin D rendah

Vitamin D tak hanya berperan dalam menjaga kekuatan tulang dan kesehatan sel-sel darah. Vitamin D juga berperan penting dalam membantu meningkatkan sistem imun.

Dari makanan, vitamin D ini bisa didapatkan melalui telur, ikan berlemak, dan makanan terfortifikasi. Akan tetapi, sumber kunci dari vitamin D adalah sinar matahari.

Luangkan waktu sekitar lima sampai 15 menit untuk berjemur setidaknya dua sampai tiga kali per minggu. Pastikan area tangan, wajah, dan lengan mendapatkan paparan sinar saat berjemur di bawah matahari.

Kurang konsumsi sayur dan buah

Buah dan sayur dapat membantu tubuh membuat lebih banyak sel putih yang berperan penting dalam melawan infeksi. Selain itu, pangan nabati juga kaya akan serat yang dapat memabntu menurunkan persentase lemak tubuh, yang nantinya bisa berdampak pada penguatan respons imun.

Kurang olahraga

Olahraga aerobik yang rutin dapat membantu tubuh melawan penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Alasannya, olarhaga dapat membantu darah beredar dengan lebih efisien di dalam tubuh. Studi juga menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu meningkatkan sistem imun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement