REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan dirgantara SpaceX bersiap memecahkan rekor baru. Sebanyak 60 lebih satelit internet Starlink akan meluncur ke orbit dari Cape Canaveral dalam penerbangan ke-100 dari roket Falcon 9.
Peluncuran dijadwalkan pada Ahad (22/11) waktu setempat namun SpaceX membatalkan peluncuran tersebut lantaran cuaca yang kurang mendukung. Pembatalan dilakukan setelah pemantauan selama 30 menit.
"Tahan, tahan, tahan," kata direktur peluncuran SpaceX dalam siaran audio web langsung dari Mission Control, dilansir dari Space.com.
Roket Falcon 9 bersiap untuk melakukan peluncuran ketujuh (rekor untuk booster yang dapat digunakan kembali) dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.
Ini merupakan penerbangan ketujuh dari roket pendorong atau booster "pemimpin armada" SpaceX yang dapat digunakan kembali.
Roket yang diluncurkan dikenal sebagai B1049. Roket ini memulai debutnya pada September 2018 dengan peluncuran satelit komunikasi geostasioner Telstar 18 VANTAGE dari Cape Canaveral.
Selanjutnya, roket diluncurkan lagi dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California pada Januari 2019 dengan 10 satelit relai suara dan data Iridium.
Roket pendorong terbang lagi pada Mei 2019 dengan set pertama 60 satelit internet Starlink SpaceX, diikuti oleh tiga misi Starlink lagi pada 6 Januari, 3 Juni, dan 18 Agustus.
"Peluncuran ini akan menjadikannya pemimpin armada," tulis SpaceX tentang booster Sabtu di Twitter, dilansir Space Flight Now, Senin (23/11).
Pendiri dan CEO SpaceX, Elon Musk mengatakan versi terbaru dari booster Falcon 9 dapat terbang 10 kali tanpa perbaikan besar dan mungkin 100 kali dengan perbaikan berkala.
SpaceX menguji coba sembilan mesin Merlin 1D roket pada Sabtu pukul 16.00 sore waktu setempat. Mesin menyala selama beberapa detik sementara klem penahan menahan roket dengan kuat di pad 40. Ini mengirimkan gemuruh rendah melintasi pelabuhan antariksa Cape Canaveral.
Roket itu akan menempatkan satelit ke orbit elips berkisar antara 132 mil atau 213 kilometer dan 227 mil atau 366 kilometer dengan kemiringan 53 derajat ke ekuator.
Dengan peluncuran ini, SpaceX akan mengerahkan 955 satelit Starlink ke orbit sejak Mei 2019. SpaceX berencana untuk mengoperasikan blok awal sekitar 1.500 satelit Starlink dengan orbit 341 mil di atas Bumi.
Perusahaan yang didirikan oleh miliarder Elon Musk, memiliki persetujuan peraturan dari Komisi Komunikasi Federal untuk mengirimkan armada hingga 12.000 stasiun broadband Starlink kecil yang beroperasi di frekuensi Ku-band, Ka-band, dan V-band.
SpaceX mengatakan jaringan Starlink yang dirancang untuk layanan internet latensi rendah telah memasuki fase pengujian beta di beberapa negara bagian AS dan Kanada.