REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sisa dari jasad seorang tuan dan budak di saat-saat terakhir hidup mereka ditemukan di tengah reruntuhan salah satu kota zaman Romawi kuno, Pompeii. Kerangka yang tersisa dari jasad yang diyakini sebagai seorang tuan dan budak laki-laki.
Budak nampaknya sedang mencoba melarikan diri sebelum kematian terjadi ditemukan selama penggalian di daerah Civita Giuliana. Bagian dari tengkorak dan tulang kedua pria ini tepatnya ditemukan dekat cryptoporticus, atau galeri tertutup, di sebuah vila kuno.
Menurut laporan dari Archaeological Park of Pompeii, gips kerangka telah dibuat saat ini. Dilansir Fox News, diyakini bahwa sisa-sisa ini merupakan orang-orang yang tampaknya sempat lolos saat jatuhnya abu dari Gunung Vesuvius di malam hari.
Namun, tuan dan budak tersebut harus menyerah pada kematian saat ledakan vulkanik yang kuat terjadi keesokan paginya. Ledakan menyerbu Civita Giuliana dari banyak titik, mengelilingi, dan akhirnya mengubur para korban dalam abu.
Sisa-sisa dari kedua jasad yang diyakini sebagai tuan dan budak tersebut ditemukan dalam keadaan terbaring bersebelahan di abu sedalam 6,5 kaki. Posisi jasad terlihat tidak sejajar.
Pompeii hancur setelah letusan Gunung Vesuvius pada abad 79 Masehi (M). Menurut History.com, kota ini dengan cepat terkubur oleh abu vulkanik dan menewaskan sekitar hampir 2.000 penduduk di dalamnya.
Pada 2018, penggalian di situs kuno tersebut menemukan kerangka seorang pria yang tertindih oleh balok batu besar saat berusaha melarikan diri dari letusan Gunung Vesuvius. Para arkeolog juga menemukan tempat peristirahatan terakhir kuda pacu kuno di antara reruntuhan Pompeii.
Selain itu, teks atau tulisan yang tertulis di dinding di Pompeii juga menulis ulang sejarah letusan kuno Gunung Vesuvius yang terkenal. Prasasti arang, yang ditemukan pada 2018, menunjukkan bahwa letusan terjadi pada Oktober 79 M, dua bulan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.
Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa ketika Gunung Vesuvius meletus, panas yang hebat menyebabkan tengkorak para korban meledak, serta darah yang mendidih.