Senin 23 Nov 2020 17:32 WIB

Bat Woman Sodorkan Bukti Baru Covid-19 Bukan dari Lab Wuhan

Shi Zhengli dijuluki Bat Woman karena meneliti virus pada kelelawar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Virus ini sempat diduga bocor dari laboratorium di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Virus ini sempat diduga bocor dari laboratorium di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ahli virus asal China yang terkenal dengan penelitiannya mengenai virus pada kelelawar, Shi Zhengli, memberikan bukti baru yang menepis tudingan bahwa laboratoriumnya menjadi sumber wabah. Rincian argumentasinya dipublikasikan di jurnal Nature pekan lalu.

Menurut South China Morning Post, Wakil direktur Institut Virologi Wuhan itu mengatakan, tes darah terbaru pada para penambang yang mengalami sakit pernapasan misterius delapan tahun lalu setelah membersihkan kotoran kelelawar, menunjukkan mereka tidak memiliki virus yang menyebabkan Covid-19. Sampel serum berasal dari empat orang yang terjangkit penyakit tersebut setelah bekerja di sebuah tambang tembaga di provinsi Yunnan.

Baca Juga

Dalam sebuah makalah bulan Februari, Shi memberikan pandangan bahwa kelelawar bisa menjadi inang awal SARS-CoV-2, virus corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19. Pemikiran itu mendorong teori bahwa pandemi itu terkait dengan virus kelelawar yang sedang dipelajari timnya.

Shi yang dikenal sebagai "perempuan kelelawar" (bat woman) China mengatakan, karakteristik genetik dari virus yang dia kerjakan tidak cocok dengan virus corona yang menyebar pada manusia. Wabah tersebut telah menginfeksi lebih dari 57,6 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 1,37 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement