REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Universitas Jember (UNEJ) memberikan klarifikasi terkait adanya klaster Covid-19 baru di kampus. Hal ini diungkapkan setelah 17 karyawan terkonfirmasi positif Covid-19 dan dua lainnya meninggal.
Kepala Sub Bagian Humas, UNEJ, Didung Rokhmad Hidayanto, mengatakan, kampus UNEJ pada dasarnya berada di Kabupaten Jember. Selama beberapa waktu terakhir, daerah ini mengalami peningkatan kasus positif Covid-19.
"Nah, bisa saja berimbas kepada siapapun, termasuk warga Jember yang bekerja di UNEJ," kata Didung saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (23/11).
Berdasarkan hasil pelacakan tim Satgas UNEJ, penularan Covid-19 berasal di luar kampus. Dengan kata lain, hal ini sesuai dengan data Covid-19 yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. Jumlah kasus Covid-19 yang meningkat di daerah termasuk data dari para karyawan UNEJ.
Menurut Didung, aktivas di kampus berjalan sesuai dengan aturan Kemendikbud RI. Para karyawan di kampus selalu berusaha menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Bahkan, segala aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan harus melalui asesmen dari tim berwenang.
"Seperti rapat, webinar, siapapun yang menyelenggarakan berpotensi menimbulkan kerumunan, diminta untuk berkoodinasi," ucap Didung.
Koordinasi penyelenggaraan penting dilakukan untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Dalam hal ini seperti mewajibkan masker, menyediakan sarana dan prasarana cuci tangan serta hand sanitizer. Bahkan, durasi dan jarak kegiatan pun diperhatikan oleh tim yang berwenang dalam hal tersebut.
"Sehingga kalau ada yang tidak sesuai itu, acara tidak diselenggarakan, bisa dibatalkan. Ini sudah lama kita lakukan di UNEJ," kata dia menambahkan.
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, UNEJ mengaku telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Kemudian juga sudah melaksanakan pembersihan dan sterilisasi secara berkelanjutan. "Ini kan dilakukan terus. Artinya, misalnya ada unit kerja, semoga sudah tidak, ada yang terkonfirmasi, akan dilakukan terus," ungkap dia.
Sebelumnya, Ketua TTKDB Covid 19, Cholis Abrory mengklaim, telah melakukan pelacakan terhadap para dosen dan tenaga kependidikan yang pernah berhubungan secara langsung dengan yang terkonfirmasi positif covid 19. Pada proses ini, timnya menganalisis keadaan dan menentukan penatalaksanaan lanjutan yang tepat bagi masing-masing civitas. Di kluster besar, pihaknya melakukan skrinning dengan melakukan pemeriksaan uji cepat (Rapid Test).
Dari tes cepat dengan hasil reaktif dan atau berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi, UNEJ melakukan pemeriksaan tes usap (Swab Test). "Selain itu, di beberapa unit kerja kami melakukan tracing terarah dengan melakukan pemeriksaan swab-RT PCR SARS COV2 pada civitas dengan kontak erat yang dengan disertai atau tanpa gejala," jelasnya.