Senin 23 Nov 2020 23:30 WIB

Unisba Beri Pelatihan Pemulasaran Jenazah dengan Daun Bidara

Daun bidara merupakan herbal terutama pemanfaatannya dalam bersuci atau mandi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Unisba beri pelatihan pemulasaan jenazah.
Foto: Istimewa
Unisba beri pelatihan pemulasaan jenazah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat ini, sunnah daun bidara untuk memandikan jenazah yang merupakan rangkaian dalam pemulasaran jenazah, sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Pasalnya, sulit menemukan pohon bidara dan juga minimnya informasi atau edukasi akan hal ini. 

Untuk menghidupkan kembali Sunnah ini, tim Riset Program Studi Farmasi FMIPA Unisba yang terdiri dari Ketua tim, Fitrianti Darusman. Dengan anggota timnya, Indra Topik Mulana, Sani Ega Priani, dan Lanny Mulqie, telah berhasil meneliti formula cairan antiseptik alami dari ekstrak daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L) yang praktis dan mudah digunakan sebagai campuran air mandi bagi jenazah. 

Ketua Tim Peneliti, Fitrianti Darusman menjelaskan, penelitian ini juga bekerja sama dengan Kebun Alquran sebagai mitra PKM untuk mengadakan penyuluhun dan pelatihan pemulasaran jenazah menggunakan cairan antiseptik alami dari ekstrak daun bidara arab yang dibuat secara sederhana dan aplikatif.

Kebun Alquran sendiri, kata dia, terletak di jalan Terusan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong yang merupakan pusat pembibitan, perawatan, pembudidayaan dan penjualan tanaman-tanaman yang disebutkan di dalam Alquran dan As-Sunnah (Hadist). Seperti pohon mawar, tiin, delima, anggur dan bidara arab.

Fitrianti menjelaskan, untuk menunjang program Qur’anic Healing Clinic, Kebun Alquran membutuhkan kerja sama dengan institusi pendidikan dalam hal ini Program Studi Farmasi Unisba untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang sedang/telah dilakukan pada herbal tanaman Quran yang menjadi komoditinya. 

”Yang menjadi objek pada kegiatan PKM ini adalah daun bidara arab (Ziziphus spina-christi L.),” ujar Fitrianti kepada Republika, Senin (23/11).

Keutamaan bidara atau sidr, kata dia, disebutkan sebanyak 3 kali di dalam surah Alquran. Yakni, QS Saba ayat 16, QS An-Najm ayat 14 dan QS Al-Waqi’ah ayat 28, dimana menggambarkan pohon bidara sebagai pohon yang unik, karena dapat dijumpai baik di alam dunia maupun alam akhirat (Syurga). 

“Oleh karena itu, daun bidara merupakan herbal yang di-Sunnah-kan oleh Rasulullah SAW terutama pemanfaatannya dalam bersuci atau mandi, yaitu bersuci bagi wanita pasca haid dan nifas, mandi bagi orang yang baru memeluk Diin Islam (Muallaf) dan mandi bagi jenazah,” paparnya.

Lebih jauh Fitrianti menjelaskan, kegiatan penyuluhan dan pelatihan mengenai pembuatan cairan antiseptik herbal dari ekstrak daun bidara arab (Ziziphus spina-christi) sebagai Sunnah memandikan jenazah yang dilaksanakan dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat pada Skema Program pemberdayaan Potensi Masyarakat (P3M) HIBAH LPPM Unisba.

Program tersebut, kata dia, bekerja sama dengan Kebun Quran Foundation sebagai mitra. Ini, merupakan wujud nyata kepedulian Program Studi Farmasi FMIPA Unisba dalam mendukung pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama di masyarakat Jawa Barat. 

Selain itu juga, kata dia untuk menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW terkait penggunaan bidara dalam bersuci atau mandi yang tentunya membawa manfaat dan pahala yang sangat besar bagi yang  mengamalkannya.

Dengan demikan, kata dia, Program pemberdayaan Potensi Masyarakat (P3M) pada PKM ini berkaitan erat dengan Renstra LPPM yaitu pemanfaatan hasil-hasil penelitian, edukasi dan penyuluhan yang bersifat konsultatif kepada masyarakat di luar Unisba.

"Pelatihan pembuatan produk farmasi ini menggunakan teknologi sederhana yang dapat dikembangkan bersama mitra PKM Kebun Alquran agar dimanfaatkan bagi masyarakat luas,” katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement