Senin 23 Nov 2020 22:59 WIB

Pandemi Buat Pelajar Alami Loneliness Epidemic, Apa Itu?

Pakar sebut pelajar alami 'loneliness epidemic' karena pembatasan interaksi sosial.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nora Azizah
Pakar sebut pelajar alami 'loneliness epidemic' karena pembatasan interaksi sosial (Foto: ilustrasi)
Foto: Snappy Goat
Pakar sebut pelajar alami 'loneliness epidemic' karena pembatasan interaksi sosial (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada dua pekan awal lockdown, Mental Health Foundation menemukan satu dari empat pelajar mengalami loneliness epicemic atau 'virus kesepian'. Doktor Ilmu Psikologi asal Universitas IPB, Melly Latifah, mengungkapkan, merebaknya virus kesepian ini dikarenakan adanya pembatasan interaksi sosial di tengah sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Ini tentu saja bertolak belakang dengan sifat manusia yang selalu ingin melakukan interaksi sosial, terlebih di masa remaja yang sedang dalam masa senang-senangnya berteman," kata Melly, Senin (23/11).

Baca Juga

Jika mengeneralisir riset yang dilakukan oleh Mental Health Foundation terhadap 162.493 pelajar di Kota Bogor, maka sekitar 40 ribu pelajar di Kota Bogor mengalami gejala stres dan jenuh yang mendalam karena pandemi Covid-19. Lebih lanjut, Melly menjelaskan jika virus kesepian dibiarkan, maka psikis pelajar bisa terkena penyakit mental yang cukup serius. Oleh karena itu, menurutnya peran orang tua sangat penting untuk membangun hubungan dengan anak supaya anak merasa nyaman berada di rumah.

"Mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya yang dapat dilakukan di rumah juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menghilangkan rasa kesepian anak," jelasnya.

Kabar akan diberlakukannya kembali sistem pembelajaran tatap muka, sambung Melly, juga bisa menjadi jawaban untuk menyudahi virus kesepian dikalangan pelajar. Namun, ia mengingatkan, sebaiknya jangan ada euforia berlebih dari pelajar dan itu harus diatasi oleh para orang tua.

"Semua pihak harus tetap waspada dengan kondisi pandemi Covid-19 yang mungkin belum benar-benar hilang dari muka bumi ini. Perilaku normal baru perlu dibiasakan untuk mengantisipasi terpapar virus covid-19 ketika berinteraksi sosial secara langsung," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement