Selasa 24 Nov 2020 03:45 WIB

Hidung Mampet, Orang Cenderung Jadi Super-Spreader Covid-19

Peneliti mengungkap ciri fisik orang yang mungkin menjadi super-spreader Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Bersin (ilustrasi). Orang dengan hidung mampet dan giginya telah tumbuh lengkap cenderung punya potensi untuk menjadi super-spreader Covid-19 karena lontaran bersinnya bisa lebih jauh.
Foto: www.freepik.com
Bersin (ilustrasi). Orang dengan hidung mampet dan giginya telah tumbuh lengkap cenderung punya potensi untuk menjadi super-spreader Covid-19 karena lontaran bersinnya bisa lebih jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah super-spreader atau penular super mungkin terasa tak asing selama pandemi Covid-19 terjadi. Istilah ini digunakan untuk mewakili seseorang yang membawa virus dan menularkannya ke banyak orang tanpa disadarinya.

Dilansir Times Now News, sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa orang-orang yang berpotensi menjadi super-spreader mencakup anak-anak, orang dewasa usia muda, serta mereka yang tidak mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Selain itu, para peneliti saat ini telah mengindentifikasi karakteristik yang membuat seseorang dapat menjadi penyebar virus secara luas.

Baca Juga

Menurut penelitian terbaru dari University of Central Florida, para peneliti mengidentifikasi fitur-fitur tertentu yang dapat membuat seseorang menjadi penyebar super virus. Studi tersebut muncul di jurnal Physics of Fluids, bulan ini.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggunakan model umum komputer untuk merangsang bersin secara numerik pada berbagai jenis orang. Mereka kemudian menentukan hubungan antara ciri-ciri fisik seseorang dan seberapa jauh tetesan bersin yang kemungkinan besar bergerak atau bertahan di udara.

Dari penelitian, ditemukan bahwa orang yang memiliki hidung mampet dan gigi yang tumbuh dengan lengkap, ternyata lebih berpotensi untuk menyebarkan virus karena jarak lontaran bersinnya. Paparan tetesan dari orang yang terinfeksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) telah dianggap sebagai salah satu cara virus dapat menyebar ke orang yang sehat.

Michael Kinzel, asisten profesor di Department of Mechanical Engineering, sekaligus rekan penulis studi mengatakan, dengan mengetahui lebih banyak faktor-faktor yang memengaruhi seberapa jauh perjalanan tetesan tersebut, maka informasi terkait mengontrol upaya penyebarannya bisa didapatkan. Ia mengatakan, ini adalah studi pertama yang bertujuan untuk memahami seberapa jauh perjalanan bersin.

“Kami menunjukkan bahwa tubuh manusia memiliki pengaruh, seperti sistem saluran kompleks yang terkait dengan aliran hidung yang benar-benar mengganggu pancaran dari mulut Anda dan mencegahnya menyebarkan tetesan dari jarak yang jauh,” ujar Kinzel.

Hidung tersumbat dan gigi yang lengkap menyebabkan tetesan bersin menyebar lebih jauh. Studi lebih lanjut mengatakan bahwa ketika hidung dalam kondisi bersih, maka ini memungkinkan jalan untuk udara, selain dari mulut mengurangi kecepatannya.

Namun, ketika jalan keluar terhalang dalam kasus hidung tersumbat, hal itu menyebabkan kecepatan tetesan yang dilepaskan dari mulut meningkat. Demikian pula, dengan gigi juga dapat bertindak sebagai penahan bersin keluar dari tubuh, hal itu menyebabkan peningkatan kecepatan.

Jenis air liur juga berperan dalam penyebaran tetesan bersin. Untuk penelitian tersebut, tim studi juga mensimulasikan tiga jenis air liur: encer, sedang, dan kental.

Dari sana, mereka menemukan bahwa air liur yang lebih encer menghasilkan tetesan yang lebih kecil, yang mengarah ke tetesan bertahan di udara lebih lama, dibandingkan dengan air liur sedang atau kental.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement