Kamis 26 Nov 2020 00:30 WIB

Batuk Kering Bukan Gejala Covid-19 Paling Umum, Lalu Apa?

Batuk adalah gejala yang kurang spesifik untuk Covid-19 pada anak usia sekolah.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Batuk kering bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit, namun itu bukan gejala utama Covid-19
Foto: Pixabay
Batuk kering bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit, namun itu bukan gejala utama Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang paling umum selama ini diketahui dengan batuk kering terus menerus, demam, hingga kehilangan indra penciuman dan perasa.  Meski demikian, dalam sebuah data tebaru dari Office National Statistics (ONS) Inggris menunjukkan batuk kering mungkin bukan gejala utama dari Covid-19.

Pada 15 Agutus hingga 26 Oktober, jumlah orang yang dites positif Covid-19 paling banyak kehilangan indra perasa dan penciuman (anosmia) serta mengalami demam. Temuan dari ONS menunjukkan bahwa kehilangan indra pengecap dan penciuman lebih tinggi di semua kelompok umur.

Baca Juga

Sementara itu, lebih sedikit orang berusia muda mengalami demam. Namun, tidak demikian dengan mereka yang berusia di atas 35 tahun.

Untuk gejala batuk, meski jumlah orang yang menderita gejala tersebut meningkat, namun ini merupakan yang paling tidak umum. Anak-anak di usia sekolah disebut menjadi yang paling tidak mungkin mengalaminya.

photo
Tiga gejala baru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Data menunjukkan, jumlah anak muda yang kehilangan indra perasa atau penciuman meningkat sebanyak 45 persen. Kelompok usia anak-anak sekolah mengalami kehilangan kemampuan merasakan makanan/minuman dan kemampuan mengenali bau setelah dites positif Covid-19.

Dalam beberapa pekan terakhir, angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan 15 persen pada anak usia sekolah yang menderita demam. Untuk usia di bawah 35 tahun, angka tersebut mendatar menjadi sekitar 15-20 persen, juga serupa pada anak usia sekolah.

Laporan menyebut, tingkat positif Covid-19 untuk anak usia sekolah dengan gejala batuk tetap rendah selama periode tersebut, yaitu sekitar lima persen. Sementara angka untuk orang lain yang berusia di bawah 35 tahun dan berusia 35 tahun ke atas terus meningkat menjadi sekitar 10 persen menjadi 15 persen.

"Ini menunjukkan batuk adalah gejala yang kurang spesifik untuk Covid-19 pada anak usia sekolah,” jelas data ONS, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (25/11).

Data dari aplikasi King's College mengungkapkan bahwa 52 persen anak usia sekolah yang dites positif Covid-19 tidak mencatat gejala klasik orang dewasa. Sepertiga dari anak-anak yang dites positif tidak pernah mencatat salah satu dari 20 gejala yang tercantum di aplikasi, yang meliputi nyeri otot dan kebingungan. Para ahli mengatakan bahwa ini bisa berarti banyak anak yang asimptomatik (tanpa gejala).

Selain batuk, anosmia, dan demam adalah gejala umum, para ahli juga memperingatkan bahwa ada gejala lain yang dapat terjadi. Orang-orang mengeklaim bahwa mereka mengalami kerontokan rambut, kebingungan, dan bahkan konjungtivitis setelah tertular virus corona jenis baru. Sementara, yang lain melaporkan masalah kulit, gangguan perut, pembekuan darah, sakit kepala, dan gangguan pendengaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement