REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja di depan forum internasional. Kali ini, Jokowi 'memamerkan' Omnibus Law dalam World Economic Forum (WEF) Special Virtual of Indonesia, Rabu (25/11) malam.
Presiden menyampaikan, pemerintah Indonesia terus bekerja keras membangun ekonomi yang inklusif dan membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungannya serta mampu beradaptasi dan siap menghadapi krisis.
"Pengesahan Omnibus UU Cipta Kerja adalah langkah besar kami untuk mempermudah izin usaha dan memberikan kepastian hukum, serta memberikan insentif untuk menarik investasi, terutama untuk industri padat karya dan ekonomi digital," kata Presiden Jokowi.
Selain itu, presiden juga menekankan bahwa Indonesia terus berkomitmen untuk menuju ekonomi lebih hijau dan berkelanjutan. Menurutnya, geliat pemulihan ekonomi tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan. "Perlindungan bagi hutan tropis tetap menjadi prioritas kami sebagai benteng pertahanan terhadap perubahan iklim," katanya.
Jokowi melanjutkan paparannya dengan menyampaikan sejumlah terobosan yang telah dilakukan Indonesia dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Di antaranya, Indonesia telah memanfaatkan biodiesel B30, mengembangkan green diese D100 dari bahan kelapa sawit yang menyerap 1 juta ton sawit produksi petani, hingga memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya di atap rumah tangga. Indonesia juga mengolah biji nikel menjadi baterai litium yang dapat digunakan di ponsel dan mobil listrik.
"Semua upaya tersebut akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru yang sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," ujarnya.
Jokowi menambahkan, 2021 mendatang akan menjadi tahun yang penuh peluang bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam kebangkitan perekonomian dunia. Indonesia mendukung dunia dengan membangun ekosistem investasi yang jauh lebih baik dengan melakukan perbaikan ekosistem regulasi dan birokrasi secara besar-besaran, memberikan insentif bagi investasi yang sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan, serta menjamin kondisi sosial dan politik yang stabil.
"Saya mengundang masyarakat dunia untuk bergabung dan menanamkan investasi di Indonesia, untuk membangun ekonomi dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan resilient," katanya.
Mengutip keterangan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, WEF atau Forum Ekonomi Dunia kali ini merupakan bagian dari rangkaian Country Strategy Dialogue dari WEF yang mempertemukan pemerintah suatu negara dengan para pelaku bisnis global dan pemangku kepentingan lainnya dalam suatu sesi dialog strategis. Forum ini membahas isu-isu yang tengah berkembang di negara tuan rumah, kawasan, dan global,
Forum sendiri akan terbagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi khusus dengan Presiden RI dan sesi diskusi panel dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, serta Menteri BUMN. Pada kedua sesi, para petinggi perusahaan global akan berkesempatan melakukan dialog interaktif dengan Presiden RI dan para Menteri.
Pada forum tersebut, terdapat 43 perusahaan global yang akan terlibat. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak pada sektor finansial, infrastruktur, industri strategis, farmasi, jasa kesehatan, TIK dan digital, manufaktur, produksi hilir mineral, dan energi hijau dan terbarukan.