REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Studi inovatif terbaru menjelaskan bagaimana Matahari bersinar. Detektor Borexino Italia telah mengkonfirmasi teori berusia puluhan tahun.
Detektor ini menemukan bukti pertama dari siklus karbon-nitrogen-oksigen (CNO) yang menghasilkan neutrino atau partikel dasar di Matahari kita. Para peneliti menyebut ini sebagai pencapaian bersejarah.
Penemuan ini mengkonfirmasi teori berusia 80 tahun tentang bintang dan menjelaskan 'saluran dominan di alam semesta untuk pembakaran hidrogen.'
Studi yang baru-baru ini diterbitkan di Nature, berasal dari Laboratorium Nasional Gran Sasso dari Institut Nasional Fisika Nuklir Italia. Dilansir di Slash Gear, Kamis (26/11), tim Borexino sebelumnya mempelajari rantai proton-proton, cara utama menghasilkan energi di Matahari.
Penelitian ini dilakukan dengan mendeteksi fluks neutrino yang berasal dari siklus rantai proton-proton.
Upaya serupa dilakukan pada studi CNO. Peneliti menjelaskan bahwa mereka mengukur neutrino yang dihasilkan dari siklus ini, menerbitkan bukti eksperimental pertama bahwa 'mekanisme pembangkit energi tambahan' ini terjadi di matahari.
Dasar dari temuan ini berdasarkan riset 30 tahun yang lalu pada tahun 1990 dan didahului oleh lebih dari satu dekade penelitian yang melibatkan fisika Matahari.
Detektor Borexino adalah hasil kolaborasi ilmiah yang melibatkan keterlibatan dari Universitas Milan dan Universitas Princeton. Detektor ultra-sensitif adalah kunci dari temuan tersebut. Borexino melibatkan banyak lapisan sehingga sangat sensitif.
Hasilnya, eksperimen tersebut mampu mendeteksi neutrino yang melewati Bumi tanpa gangguan. Para peneliti mengatakan bahwa mendeteksi neutrino yang mengonfirmasi siklus CNO adalah 'tugas yang rumit,'. Namun, pada akhirnya dapat dilakukan dengan detektor, perangkat lunak, dan banyak pakar yang bekerja sama.