REPUBLIKA.CO.ID, Vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) nampaknya menjadi jawaban agar pandemi yang terjadi saat ini berakhir. Banyak negara di dunia yang berlomba menciptakan produk ini, dengan beberapa yang mengklaim memiliki efektivitas tinggi.
Dilansir Telegraph, sebuah studi terbaru mengatakan ada beberapa hal yang mungkin dapat meningkatkan efektivitas vaksin. Nutrisi disebut memainkan peran utama dalam kemanjuran vaksin,
“Memantau nutrisi mungkin menjadi cara yang praktis dan hemat untuk mempengaruhi hasil vaksinasi,” tulis studi yang dirilis di PLOS.
Studi menunjukkan bahwa gizi yang baik adalah kunci untuk memperkuat efek kekebalan dalam vaksin BCG atau berguna mencegah tuberculosis (TB) dan pengobatan untuk penyakit ini sendiri.
Kekurangan gizi adalah hal yang buruk dan harus dihindari oleh semua orang sejak sebelum pandemi. Meski demikian, perlu diketahui pandemi Covid-19 telah memperparah krisis iklim yang telah menyebabkan peningkatan peristiwa cuaca ekstrem dan kawanan belalang, menambah dampak lebih lanjut pada sistem produksi makanan.
Sebelum pandemi, diperkirakan ada 690 juta orang yang kekurangan gizi. Menurut Program Pangan Dunia, jumlah tersebut bisa meningkat 132 juta lagi pada akhir tahun ini. Meningkatnya kerawanan pangan dan krisis iklim mengancam mendorong lebih banyak keluarga dalam kemiskinan dan mendorong migrasi terjadi. Dalam hal ini, vaksin Covid-19 akan lebih sulit untuk diberikan dan berpotensi kurang efektif dalam menstimulasi respon imun.
Bukan hanya kekurangan gizi, yang memengaruhi kemanjuran vaksin. Dalam dekade terakhir, gaya hidup yang semakin tidak aktif dan makanan yang diproses berlebih, dengan gula dan lemak tinggi telah membantu mendorong masalah obesitas yang menyebabkan peningkatan dramatis pada hipertensi, diabetes tipe-2, dan berbagai jenis kanker.
Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah mengalami peningkatan eksponensial, dengan 70 persen individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas berasal dari negara-negara ini. Selama pandemi, orang yang obesitas dan memiliki kondisi yang mendasarinya lebih rentan terhadap kasus Covid-19 dengan gejala serius. Kelompok individu ini berisiko lebih tinggi untuk meninggal.
Tantangan lebih lanjut terkait dengan kekhawatiran bahwa ketika vaksin untuk Covid-19 dikembangkan. Mereka yang mengalami obesitas mungkin akan menganggapnya kurang efektif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang sistem kekebalannya terpengaruh oleh obesitas pada akhirnya mungkin kekurangan kekebalan yang dihasilkan vaksin. Dalam skala besar, kekurangan gizi dan obesitas mengancam peningkatan mortalitas, bahkan dalam jangka panjang berpotensi merusak efektivitas vaksin.
Terkait pola makan sehat, para peneliti di India melihat bagaimana negara-negara bagian telah meningkatkan Sistem Distribusi Publik untuk membantu mereka yang berpenghasilan rendah mengakses layanan bergizi. Studi tentang pola makan sehat menunjukkan bahwa pola makan yang lebih seimbang dan beragam termasuk buah-buahan, sayuran, protein hewani, selain makanan pokok sangat penting dalam meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan perempuan.
Karena itu, untuk mendapatkan yang terbaik dari vaksin Covid-19, mengatasi masalah terkait malnutrisi sangat penting.