REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla mengatakan mereka berencana mulai membuat pengisian daya kendaraan listrik (EV) di China pada tahun 2021. Hal itu menjadi bagian dorongan dari Tesla untuk meningkatkan penjualan di pasar mobil terbesar di dunia.
"Tesla berencana untuk menginvestasikan sekitar 42 juta yuan (Rp 90,3 miliar) di pabrik baru untuk membuat pengisi daya cepat generasi ketiga, yang dikenal sebagai Supercharger V3," katanya dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat (27/11).
China menawarkan subsidi besar untuk kendaraan listrik karena berupaya mengurangi polusi dari mobil bensin atau diesel. Negara itu telah memperluas jaringan titik pengisian daya nasionalnya, salah satu tantangan terbesar dalam mendorong adopsi EV.
"Pabrik, yang diharapkan Tesla akan selesai pada kuartal pertama tahun depan dan akan memiliki kapasitas produksi 10.000 pengisi daya setahun," kata Tesla.
Tesla, yang menjual lebih dari 13.000 kendaraan di China pada Oktober, mengatakan akan memperluas kemampuan penelitian di Shanghai.
China sekarang mengimpor pengisi daya EV dari AS. Pengisi daya biasanya dipasang di stasiun pengisian daya atau tempat parkir mobil.
Pabrik mobil Shanghai, pusat strategi pertumbuhan global Tesla, bertujuan untuk memproduksi 150.000 sedan Model 3 tahun ini. Pabrik itu telah mulai mengekspor beberapa kendaraan ke Eropa.