REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Stigma pendidikan vokasi selama ini disebabkan lantaran pemahaman masyarakat terkait keunggulan kuliah di politeknik atau sekolah vokasi masih minim.
Padahal, saat ini Pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul fokus pada penguatan pendidikan vokasi.
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi) Kemendiknas, Dr Ahmad Saufi, mengatakan pendidikan tinggi vokasi menjadi katalisator bagi terjalinnya link and match dengan industri.
Dia menjelaskan, memilih pendidikan vokasi itu banyak keuntungannya yaitu dilatih beradaptasi dengan kultur industri dan dunia kerja. Sehingga ketika lulus, langsung siap kerja. Keuntungan lainnya, lulusan vokasi dibekali dengan sertifikat kompetensi yang akan menjadi modal ketika memasuki dunia kerja.
Dengan begitu, Saufi, menegaskan para orang tua tidak perlu ragu untuk menyekolahkan anaknya di jalur pendidikan vokasi. “Jika tujuannya untuk cepat bekerja, pendidikan vokasi menjadi pilihan terbaik, termasuk dalam penguasaan hard skill dan soft skill,” ujarnya dalam Vokatalks edisi pertama dibuka dengan bincang santai pendidikan vokasi bertema “Apa Sih Enaknya Vokasi?” yang digelar pada Jumat (27/11) dan disiarkan langsung dari kanal resmi Vokasinesia.
Manfaat kuliah di pendidikan vokasi turut dirasakan Chief Engineer The Mulia Villa & Resort Bali, Dewa Made Juli Wiradnyana. Sebagai alumnus Politeknik Negeri Bali (PNB), dia sudah terbiasa untuk disiplin sejak kuliah.
Hal ini karena jadwal kuliah di Politeknik yang padat, dari mulai pelajaran terori kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktik. “Kebiasaan ini sangat berguna di dunia kerja, terutama di bidang hospitality yang saat ini saya geluti,” ujar Dewa.