Senin 07 Dec 2020 04:33 WIB

Pengusaha Muslim Ini Sukses Jadi Miliarder di Inggris

Keren! Dulu Hanya Anak Pemalu, Pengusaha Muslim Ini Akhirnya Sukses Jadi Miliarder

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Keren! Dulu Hanya Anak Pemalu, Pengusaha Muslim Ini Akhirnya Sukses Jadi Miliarder. (FOTO: Twitter/adnanebrahim)
Keren! Dulu Hanya Anak Pemalu, Pengusaha Muslim Ini Akhirnya Sukses Jadi Miliarder. (FOTO: Twitter/adnanebrahim)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Adnan Ebrahim, salah satu pengusaha muslim yang masih muda. Saat diwawancara, ia mengaku sudah kagum dengan internet sejak dulu. Bahkan, sejak kecil ia sudah berani menjual gelang plastik di situs eBay. Jiwa berbisnisnya muncul secara alamiah.

Hari ini, Adnan Ebrahim tinggal di Inggris dan telah sukses menjadi pengusaha teknologi di Inggris. Ia mendirikan situs Car Throttle, komunitas internet untuk penggemar mobil dari kamarnya.

Baca Juga: Salah Sasaran! Miliarder Ini 'Niat' Gulingkan Investasi Warren Buffett

Dalam percakapannya untuk program A Million by 30 atau meraih 1 juta poundsterling (Rp19 miliar) di usia 30 tahun di BBC, ia mengatakan untuk pertama kalinya ia melihat potensi mencari uang lewat internet adalah melalui menjual gelang plastik ke teman-teman sekolahnya pada 2005-2006. Adnan mengatakan penjualan di eBay puluhan kali lebih banyak dibandingkan jualan langsung.

"Saya mulai buat lelang pertama gelang-gelang ini dari rumah. Saya sempat minta ibu saya untuk ke toko dan membeli sebanyak mungkin," ujarnya.

Penghasilannya ia katakan cukup banyak untuk ukuran anak sekolah. Pada usia 16, Adnan mulai membuat blog namun ia gagal dalam jualan iPod.

"Saya rugi cukup banyak, sampai 2.000 poundsterling...ternyata ada penjual yang palsu," katanya.

Hingga akhirnya ia mulai menulis blog dan mendatangkan lebih banyak penghasilan. Ia merupakan seorang penggemar mobil dan mulai menulis berbagai hal tentang mobil. Namun, ia tetap menyukai berjualan online sambil menulis blog. Adnan mengaku malu kalau sampai keluarga atau teman-temannya mengetahui hal itu.

"Saya tidak beritahu teman satu kos sampai tahun kedua tinggal bersama mereka...mereka tak tahu apa yang saya lakukan," ujarnya.

Sejatinya, Adnan hanya seorang anak muda yang pemalu dan kurang percara pada dirinya sendiri. Ia mengatakan perlu waktu sebelum bercerita tentang bisnisnya.

"Saya merasa kalau saya cerita, teman-teman tak begitu mengerti dan tertarik juga."

Ia mengatakan ia ingat momen saat mulai bercerita tentang bisnisnya, Car Throttle kepada teman satu kos, namun ternyata tanggapannya, berbeda dari yang ia perkirakan.

"Saya bilang, saya punya sesuatu yang besar. Saya punya situs, dan saya ingat teman saya bilang, 'so what?', hal itu bukan satu hal yang menarik untuk dia," cerita Adnan.

Namun, ia tetap melanjutkan bisnisnya hingga bertahun-tahun kemudian, angka satu juta mendatanginya. Melalui YouTube, Facebook dan Website.

"Kami berkembang cepat," katanya.

Ia pun akhirnya menjual Car Throttle pada 2019 ke Dennis Publishing, setelah berhasil membangun pengikut lebih dari 15 juta dan 2,5 miliar orang yang menonton video. Douglas McCabe, pakar teknologi dan media serta pemimpin eksekutif Enders Analysis, mengatakan bisnis Adnan bukanlah situs penting tentang mobil namun berhasil mendapat penonton yang besar.

"Situs ini menarik pembaca baru, dengan lebih dari 60% pelanggan berusia di bawah 35 tahun. Jangkauan dalam media sosial sangat bernilai, sektiar 14 kali dan 17 kali lebih banyak dari situs Auto Express dan Car Buyer." ujar seorang analis.

Tahun ini, Adnan masuk dalam daftar pengusaha sukses di majalah Forbes untuk kategori Forbes Under 30. Adnan mengatakan ia tidak pernah menyesal memulai bisnis pada saat begitu muda, namun ia menyatakan seharusnya lebih agresif meraih peluang.

"Waktu lebih muda, saya merasa sering minder," tambahnya.

Adnan saat ini adalah pemimpin eksekutif perusahaan kesehatan mental, MindLabs, yang didirikan bersama mitra kerjanya Gabor Szedlak. Nasihatnya untuk para pengusaha teknologi adalah:

"Jalan menuju keberhasilan tak mudah, banyak tantangan. Yang harus disadari adalah, kita akan melakukan kesalahan, dan itu wajar. Yang perlu dilakukan adalah terus berusaha. Banyak hal yang sulit, itulah yang bisa saya gambarkan apa yang saya lalui," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement