Ahad 29 Nov 2020 15:35 WIB

UGM Bagikan 11 Ribu Alat Rapid Test RI-GHA

Setelah ini, akan dibagikan inovasi lain seperti ventilator dan obat herbal.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama Kemenristek akan membagikan 11 ribu alat deteksi cepat Covid-19 ke Dinas Kesehatan dan rumah sakit di beberapa daerah. Alat itu sendiri merupakan inovasi gabungan peneliti UGM dan perguruan tinggi lain.

Produk diberi nama RI-GHA, merupakan singkatan dari Republik Indonesia-Gadjah Mada Hepatika Airlangga. Peneliti Utama RI-GHA, Prof Sofia Mubarika mengatakan, alat uji berbasis antibodi, mendeteksi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh melawan Covid-19.

Ia menerangkan, sebelum uji coba penelitian dan pengembangan RI-GHA sudah mengikuti proses panjang menyempurnakan kualitas produk agar tidak kalah produk komersial di pasaran. Kemudian, diperbaiki terus menerus dengan memperbaiki formula yang tepat.

Sofia menekankan, pembuatan alat ini jadi bagian kontribusi peneliti untuk membantu pemerintah menangani pandemi, dan pendistribusian dimulai ke Kabupaten Sleman, DIY. Ada 1.500 buah produk RI-GHA yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

"Saya sampaikan terima kasih kepada Kemenristek yang telah mendukung produk inovasi anak bangsa ini bisa dihilirisasi ke masyarakat," kata Sofia, di Puskesmas Mlati II.

RI-GHA diproduksi lewat pabrik kesehatan UGM Science and Techno Park di Sleman. Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi Covid-19 yang mudah diaplikasikan, akurat, dan dapat diproduksi dalam negeri untuk mendukung kemandirian bangsa.

Rencananya, alat diagnosis cepat Covid-19 ini akan dibagikan pula ke FK UnSoed Purwokerto sebanyak 2.000 unit, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 1.500 unit, Dinas Kesehatan Gunungkidul 1.500 unit, dan Dinas Kesehatan Kulonprogo 1.500 unit.

Kemudian, ke Dinas Kesehatan Kota Makassar sebanyak 1.000 unit, RSU UMM (Malang) 1.000 unit dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sebanyak 1.000 unit. Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, menyambut dibagikannya alat diagnosis cepat ini."Berharap alat ini bisa diproduksi lebih banyak dengan harga yang bisa terjangkau," ujar Joko.

Joko menjelaskan, untuk sekali uji dengan RI-GHA hanya dikenakan biaya Rp 75 ribu. Sedangkan, alat uji cepat yang sudah dipesan Kabupaten Sleman untuk mengantisipasi klaster baru setelah pelaksanaan pilkada seharga Rp 85 ribu untuk sekali uji.

Kepala Subdirektorat Industri Pangan, Kesehatan dan Obat, Kemenristek, Novi Mukti Rahayu turut berharap, inovasi ini membantu penanggulangan Covid-19 di Tanah Air. Setelah ini, akan dibagikan inovasi lain seperti ventilator dan obat herbal.

"Semoga bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas dan kita bisa melewati pandemi ini dengan baik dengan harapan ekonomi kita bangkit kembali," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement