REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Perancang aksesori asal Indonesia Rinaldy Yunardi baru-baru ini mengunggah video musik penyanyi asal AS Nicki Minaj yang mengenakan pelindung biru ramping dan menyanyikan What That Speed Bout?!. Rinaldy mendesain visornya. Dalam hitungan detik, puluhan penggemar dan teman Rinaldy menyukai postingannya.
Melansir South China Morning Post pada Senin (30/11), tiara, topeng, dan aksesori buatan Rinaldy telah dikenakan oleh banyak bintang dunia termasuk Ariana Grande, Beyoncé, Cher, Christina Aguilera, Lady Gaga, Mariah Carey, Rihanna, dan Taylor Swift. Pada bulan Oktober, aktris dan penyanyi Amerika Jennifer Hudson juga muncul di sampul majalah Entertainment Weekly edisi November mengenakan topi baja bertatahkan kristal Rinaldy.
"Terinspirasi dari topi wanita tahun 1920-an, sebenarnya cukup sederhana, terbuat dari logam dan kristal, namun terlihat sangat glamor. Dan itulah kreativitas," tulis Rinaldy dalam akun sosial media pribadinya.
Rinaldy telah membuat kreasi rumit yang disukai oleh artis terkenal di dunia. Padahal Rinaldy tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam seni atau desain mode. Untuk kompetisi World of WearableArt (WOW) 2019 di Selandia Baru, ia membuat kostum dari kertas daur ulang bertajuk The Lady Warrior.
Para juri menggambarkan entri tersebut sebagai "metamorfosis luar biasa dari bahan organik yang rapuh menjadi sesuatu yang indah, menunjukkan keseimbangan dan bentuk yang sempurna". Kostum tersebut menyapu penghargaan, memenangkan Avant-garde Section, International Design Award: Asia dan Supreme WOW Award yang sangat didambakan.
"Menurut saya dia punya sentuhan Midas, apa pun yang disentuh tangannya terlihat indah," kata klien lama Rinaldy, perancang busana Indonesia Didi Budiardjo.
Rinaldy merupakan anak bungsu dari keluarga pembuat tas kecil-kecilan asal Medan, Sumatera Utara. Rinaldy tidak pernah bermimpi besar membuat aksesoris untuk artis dunia.
"Kami tidak punya banyak uang, tapi kami bahagia," kenang Rinaldy.
Keluarga Rinaldy awalnya tinggal di sebuah rumah berlantai dua yang lusuh yang dipartisi dengan kayu lapis tipis. Meskipun semua anak bersekolah dan selalu ada makanan di atas meja, mereka hampir tidak mampu membeli barang apa pun.
Namun nasib memang tak ada yang tahu. Rinaldy dengan ketekunannya merangkak dari bawah menuju puncak kesuksesan. Ia telah membanggakan keluarga dan negaranya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika