Selasa 01 Dec 2020 21:17 WIB

Wasekjen Forum Zakat Dunia Paparkan Prinsip Kolaborasi

Prinsip kolaborasi dipaparkan wasekjen Forum Zakat Dunia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Wasekjen Forum Zakat Dunia Paparkan Prinsip Kolaborasi. Foto: Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Prayogi
Wasekjen Forum Zakat Dunia Paparkan Prinsip Kolaborasi. Foto: Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Forum Zakat Dunia (WZF), Dr Elnur Salihovic menyampaikan sejumlah prinsip sukses kolaborasi dalam dunia perzakatan. Pertama ialah adanya penghormatan dan pelaksanaan terhadap syariat Islam.

"Kedua, membuat solusi yang praktis dengan dampak yang efektif dan nyata untuk bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat," kata Salihovic dalam agenda konferensi WZF 2020 yang digelar secara daring, Selasa (1/12).

Baca Juga

Berikutnya, lanjut Salihovic, adalah pemahaman yang tepat terhadap Maqashid al-Syari'ah (prinsip-prinsip syariah) untuk mendapatkan ide-ide baru dan solusi yang inovatif. Keempat, diperlukan dukungan baik secara langsung ataupun tak langsung untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Kelima, Salihovic mengatakan, melakukan mitigasi atas konsekuensi terburuk yang diakibatkan dari pandemi sekarang ini dan upaya pencegahan terhadap krisis global yang baru. Terakhir, yaitu memberikan dedikasi untuk membentuk kemitraan yang saling menguntungkan.

Dalam kesempatan itu, Salihovic juga menyampaikan mengenai pelajaran penting yang dapat diambil dari krisis akibat pandemi Covid-19. Salah satunya, menurut dia, krisis tersebut menimbulkan kesadaran untuk lebih memperhatikan banyak hal yang menjadi prioritas.

"Krisis Covid-19 menjadi momentum untuk memahami misi kami (WZF) secara lebih baik dan juga kesempatan untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap nilai dan prioritas yang sebenarnya," tuturnya.

Selain itu, Salihovic juga mengatakan, krisis yang diakibatkan pandemi ini membuat sadar betapa pentingnya kerja sama internasional. Sebab, dunia internasional saling bergantung antara satu negara dengan negara lain sehingga diperlukan sistem kelembagaan nasional yang kuat, matang dan terkoordinasi.

Salihovic juga menyadari, berbagai langkah yang dibutuhkan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan memang akan lebih sulit dan tergolong melambat. Karena itu, dia mengatakan, lembaga zakat harus melakukan pendekatan secara multiprioritas dalam menghadapi krisis global di saat ini dan masa depan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement