REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika
Berapa jam wartawan itu normalnya bekerja? Tak ada yang pasti. Bahkan ada yang bilang jam kerja wartawan itu 24 jam.
Mungkin berlebihan jika dikatakan 24 jam. Masa sih tak istirahat ? Yang jelas pekerjaan wartawan itu tak terlalu terikat waktu. Saat istirahat di rumah bisa saja tetap bekerja.
Ketika sedang berjalan-jalan ada peristiwa besar di dekat lokasi, otomatis bikin reportase. Kadang sedang enak-enakan nonton di bioskop terpaksa harus cabut karena ada liputan yang penting.
Ketika jadi reporter terkadang aku berangkat liputan pagi-pagi, kadang siang hari. Pulang ke rumah kadang sore, kadang malam, bahkan dinihari. Kadang ke kantor kadang tidak. Tak masalah tak ke kantor yang penting mengirim berita dari lapangan.
Seringkali hari libur pun tetap masuk. Saat tanggal merah, wartawan koran libur sehari sebelumnya. Pas di hari tanggal merahnya, justru masuk.
Ketika menjadi redaktur, ritme kerja agak lebih teratur. Pekerjaan sebagai redaktur lebih banyak di kantor. Merencakan isi halaman, menghadiri rapat perencanaan, dan mengkoordinasikan tugas-tugas liputan dengan reporter.
Selain itu memilih naskah yang akan dimuat di koran esok harinya, mengedit naskah dari reporter dan kantor berita. Naskah yang sudah jadi dikirim ke asisten redaktur pelaksana (asredpel), wakil redaktur pelaksana (waredpel) dan redaktur pelaksana (redpel), untuk dikoreksi. Alur berikutnya naskah dikirim ke editor bahasa. Selesai dikoreksi editor bahasa, naskah di layout oleh tim disain.
Rampung di-layout, naskah di-print kertas seperti bentuk koran sesungguhnya. Print kertas itu diperiksa lagi bersama-sama. Tidak ada boleh ada satu huruf pun yang salah.
Selama jadi redaktur aku biasanya berangkat ke kantor siang hari, dan pulang sekitar pukul 23.00 WIB. Bahkan pernah pulang menjelang siang. Kerja apa dari siang sampai siang lagi?