REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyadari dampak pandemi telah begitu dalam menggerus perekonomian nasional. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dua kali berturut-turut pada kuartal II (minus 5,32 persen) dan kuartal III (minus 3,49), telah mengantarkan Indonesia pada masa resesi.
"Salah satu konsekuensinya, terjadi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat hingga awal Oktober 2020 sudah lebih dari 6,4 juta pekerja yang di PHK. Platform pencari kerja, Jobstreet, memprediksi jumlah pengangguran hingga akhir tahun 2020 mencapai 11 juta jiwa. Kondisi yang tak mudah untuk dihadapi. Organisasi kemasyarakatan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) harus turut mampu menjawab tantangan ini," ujar Bamsoet usai Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI 2020-2025, di Jakarta, Kamis malam (3/12).
Turut hadir antara lain Ketua Umun Partai Golkar Airlangga Hartarto secara virtual, Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsudin, Ketua Umum SOKSI Ahmadi Noor Supit, Ketua Dewan Pembina SOKSI Bobby Suhardiman, Ketua Dewan Pakar SOKSI Bomer Pasaribu, Sekretaris Jenderal SOKSI Mukhamad Misbakhun, Bendahara Umum SOKSI Robert J Kardinal, Ketua Harian SOKSI AA Bagus Adhi Mahendra Putra, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus, serta para pengurus Depinas SOKSI 2020-2025.
Wakil Ketua Umum Depinas Soksi yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menjelaskan, Indonesia tidak sendirian menghadapi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Pada bulan Juni 2020, IMF (International Monetary Fund) menyatakan dampak pandemi menyebabkan turunnya PDB Dunia hingga 4,9 persen, dan diprediksi akan mengakibatkan kerugian sekitar 12 triliun dolar AS dalam kurun waktu dua tahun ke depan.
"Bank Indonesia menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan positif, sehingga membebaskan perekonomian nasional dari belenggu resesi. Optimisme ini dibangun dari kenyataan geliat perekonomian nasional semakin meningkat. Berbagai indikator pemulihan perekonomian menunjukkan perbaikan, antara lain terjaganya stabilitas sistem keuangan, inflasi rendah, defisit transaksi berjalan menurun, sistem perbankan sehat, perbaikan konsumsi masyarakat, ekspor dan investasi," jelas Bamsoet dalam siaran persnya.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengingatkan, dengan masih tingginya angka persebaran Covid-19, diperlukan langkah strategis dan terukur dalam upaya pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan mendorong sektor yang memberikan nilai tambah pada perekonomian, namun memiliki resiko penyebaran Covid-19 yang rendah. Antara lain di bidang informasi dan komunikasi, tanaman pangan, jasa pertanian dan perburuhan, asuransi, serta jasa penunjang keuangan.
"SOKSI perlu hadir mengembangkan berbagai sektor tersebut. Sehingga SOKSI tak hanya menjadi organisasi karyawan atau pekerja saja, melainkan juga menjadi organisasi yang mendorong para pekerja dan karyawannya menjadi pengusaha. Baik skala UMKM hingga skala besar," pungkas Bamsoet.