REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung menyesalkan ada dua petugas pengawasnya yang terkena intimidasi dari tim sukses (timses) salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung.
Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Kabupaten Bandung Hedi Ardia menduga adanya intimidasi itu disebabkan oleh para timses yang tidak ingin diawasi saat sedang menggelar kampanye. Selain verbal, menurut dia, intimidasi itu juga dilakukan secara fisik.
"Ada arogansi yang ditunjukkan oleh timses paslon ya, saya pikir sangat tidak etis dan tidak manusiawi lah, gara-gara hanya dukungan mereka menginjak-injak nilai kemanusiaan gitu," kata Hedi di Kantor Bawaslu Kabupaten Bandung, Soreang, Senin (7/12).
Bahkan, kata dia, salah satu korban intimidasi tersebut adalah petugas pengawas yang merupakan perempuan di Kecamatan Cileunyi. Menurut dia, petugas perempuan tersebut mendapat dorongan secara fisik.
"Memang tidak ada sampai luka-luka, cuma kan tindakan mendorong saja kan tidak patut gitu," kata Hedi.
Selain itu, dia mengatakan salah satu petugas lainnya juga menjadi korban dengan dipiting oleh salah satu timses yang memarahi petugas tersebut. Peristiwa itu, kata dia, terjadi di Kecamatan Cangkuang.
Menurut Hedi, sejauh ini pihak Bawaslu masih melakukan penyelesaian terhadap dugaan adanya intimidasi tersebut. Dengan adanya hal tersebut, ia pun meminta setiap petugas pengawas agar lebih tegar dan memiliki mental yang kuat.
"Mentalnya jangan kendor, justru jadi tantangan lah, memang jadi pengawas itu tidak mudah," kata Hedi.